Injil Bagi Free Thinker



Injil bagi FREE THINKER
Zaman dulu film seri Bajai Bajuri dianggap hanya sebagai film komedi yang sangat lucu. Tetapi setelah dua puluh tahun kemudian, pada waktu film tersebut ditonton ulang. Barulah disadari bahwa ternyata Bajai Bajuri adalah sebuah cerita tentang perubahan zaman. Di dalam cerita tersebut mengalami transisi dari gaya hidup tradisional ke gaya hidup modern. Cara Bajuri bajai menghadapi transisi di kota Jakarta seperti telephone genggam sangat menarik. Melihat perubahan tersebut begitu cepat dan drastis, kota Jakarta telah berubah. Karena itu, Jakarta sudah berubah, apakah saya akan berubah untuk melayani Jakarta dimasa kini, atau apakah saya kan meneruskan kebiasaan saya untuk melayani Jakarta dimasa lampu? Demikianlah ungkapan Michael Densmoor yang menuangkan ceritanya dalam tulisan buku tentang free thinker.
Generasi sekarang menolak Injil dan gereja. Anak-anak muda meninggalkan gereja karena mereka menggap gereja tidak lagi relevan tidak lagi relefan dalam kehidupan mereka. Gereja perlu memahami pertanyaan rohani anak muda agar pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan injil. Kuasa Injil tidak berubah dan masih merupakan jawaban satu-satunya bagi pertanyaan rohani generasi itu. Itu artinya masih ada harapan besar. Maka marilah kita memperlengkapi diri untuk melayani para remaja dan pemuda zaman ini.
Apa itu Free Thinker? Sebagian orang menjawab adalah orang yang berpikir dengan bebas. Pengertian tersebut sangat harafiah dan tidak memberi defenisi dengan sangat jelas.  Kemudian pengertian lain dari free thinker adalah orang yang memiliki pemikiran sekuler  dan memandang bahwa agama formal hanyalah untuk kaum orangtua saja. Free Thinker memandang agama sebagai kepercayaan yang tidak relevan untuk dunia sekarang. Oleh karena itu mereka memilih beriman kepada Allah dengan cara menolak agama yang resmi. Bagi Michael Free Thinker adalah orang yang rohani tetapi tidak agamawi. Sederhanya adalah orang demikian ingin ada Tuhan tetapi bukan Tuhan yang memberi aturan kepada mereka. Mereka ingin ada Tuhan tetapi ingin suatu kuasa ilahi saja bukan yang berbentuk pribadi. Bagi seorang Free Thinker mereka percaya bahwa Allah dapat dikenal tanpa perlu memeluk suatu agama. Salah satu alasan kuat yang mereka munculkan adalah bahwa karena ada banyak orang yang agamawi menjadi orang yang munafik. Gerakan Free Thinker timbul dikarenakan melihat agama yang tidak rohani dan komunisme yang membawa kekosongan jiwa mereka. Dan mereka menjadi kaum yang rohani tetapi tidak agamawi. Itu sebabnya mereka lebih suka mencari pengalaman rohani diluar agama. Orang yang demikian sangatlah perlu mendapat pelayanan dari gereja oleh Injil. Dalam Yohanes 4:24 mengatakan bahwa kita harus menyembah Allah dalam Roh dan Kebenaran. Iman yang sejati adalah iman yang menyembah Allah secara rohani dan agamawi. Oleh karenanya kepercayaan Free Thinker tidakalah benar jika mereka berpikir mereka bisa memiliki iman sejati hanya secara rohani tetapi tidak agamawi. Free Thingker berpendapat bahwa mereka bisa mengenal Allah melalui wahyu umum. Contohnya, berdasarkan wahyu umum seseorang menjadi terkesan oleh keindahan matahari yang terbenam atau lahirnya seorang bayi. Tetapi, pengalaman seperti ini tidak bisa membawa kita kepada Allah karena Allah itu roh, sedangkan pengalaman ini bersifat fisik. Allah hana dikenal secara rohani. Untuk mengerti hal rohani maka perlu ada wahyu khusus dan wahyu khusus adalah bagian dari agama. Berarti tanpa agama manusia tidak mungkin mengenal kebenaran tentang siapakah Allah. Rasul Paulus berkata “siapa gerangan diantara manusia yang tahu apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada yang orang yang tahuapa yang terdapat dalam diri Allah selain Roh Allah” (1 Kor. 2:11). Dengan kata lain jika saya ingin mengenal kehendak seseorang, saya perlu berbicara dengan orang tersebut. Tanpa saya berkomunikasi dengan orang tersebut saya tidak mungkin mengetahui keinginan orang tersebut. Itu terjadi karena menolak wahyu khusus dan hanya ingin pengalaman rohani saja. Maka Free Thinker  banyak membuat asumsi-asumsi tentang keinginan Allah. Disini kita melihat ketiadak adanya konsistensi dari Free Thnker. Mereka ingin memiliki pengalaman dengan Allah, tetapi mereka tidak memiliki dasar agama atau wahyu khusus untuk membenarkan pengalaman mereka. Dengan menolak agama dan Firman Tuhan, mereka tidak mungkin mengenal Tuhan.
Di dalam 2 Korintus 5:13 berkata sebab jika kami tidak menguasai diri, hal itu adalah dalam pelayanan Allah dan jika kami menguasai diri hal itu adalah untuk kepentingan kamu.  Untuk menerapkan perkataan Paulus tersebut kita perlu memahami ayat tersebut, apa yang dimaksud dengan istilah menguasai diri? Dalam terjemahan (BIS) istilah tersebut diterjemahkan “kalau kami memang nampaknya sudah gila, itu adalah demi kepentingan Allah. Dan kami nampaknya waras , itu demi kepentinganmu. Ayat ini memperlihatkan bagaimana sifat terhadap Allah dan sikap terhadap manusia. Bagi Paulus bahwa bagi Allah orang bisa gila dan bisa tidak gila. Orang yang gila bagi Allah adalah orang yang lebih mengasihi Allah dari pada dunia ini. Tetapi terhadap sesama manusia, orang bisa menjadi waras (menguasai diri) atau tidak waras. Orang yang waras dianggap sebagai orang yang biasa saja. Dihadapan manusia kita sering dianggap normal dan tidak normal. Kata kuncinya begini “Bagi Allah: Gila. Bagi manusia: tidak gila”.
Kalau begitu bagaimana strategi pelayanan baga Free Thinker?
1.      Berpartisipasi dalam kehidupan mereka, seperti melalui hobi. Hobi menjadi wadah bagi penginjilan terhadap mereka. Untuk menginjili kaum Free Thinker kita harus keluar dari gedung gereja dan bertemu dengan mereka ditempat mereka berada. Namun jangan pergi dengan sendirian karena pembicaraan di kelompok tersebut tidak akan berdasarkan Firman Tuhan. Agar mereka tidak menyeret kita ke dalam pemikiran mereka, kta perlu membentuk kelompok dua atau tiga orang.
2.      Memperlihatkan komunitas berbasis Anugerah bukan hukum. Mereka berpikir bahwa agama pada umumnya secara khusus orang kristiani secara khusus suka menghakimi kita perlu memperlihatkan anugerah kepada mereka. Seperti Yesus pada waktu bertemu dengan orang berdosa, Dia memberi anugerah kepada mereka. Yesus bersabar dengan mereka dan membawa mereka keluar dari kegelapan kepada terang.
3.      Kesaksian Pribadi. Penginjilan yang efektif bagi mereka adalah melalui cerita tentang pengalaman pribadi dengan Yesus. Misalnya, kita bercerita tentang masalah sulit yang terjadi dalam kehidupan kita didalamnya kita tidak tau apa yang harus kita lakukan. Tetapi kemudian ketika membaca atau teringat akan Firman Tuhan dimana disitulah Tuhan memberi jawaban. Ia berbicara melaui Alkitab dan kita mendengar dengan rendah hati.
Kesimpulan
Injil Harus diberitakan atau dikabarkan kepada mereka  untuk menjawab dan membawa mereka kepada terang Firman. Sehingga mereka tidak lagi mencari jawaban diluar Alkitab. Selain itu sebagai hamba Tuhan kita juga harus mengemas Injil dengan ketat dan praktis agar dapat menjawab kebutuhan rohani mereka. Tuhan Yesus Memberkati.

Sumber: Injil Bagi Free Thinker karya Michael Densmoor (Review)

0 Response to "Injil Bagi Free Thinker"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel