Injil Bagi Free Thinker
Wednesday, January 29, 2020
Add Comment
Injil bagi FREE THINKER
Zaman
dulu film seri Bajai Bajuri dianggap
hanya sebagai film komedi yang sangat lucu. Tetapi setelah dua puluh tahun
kemudian, pada waktu film tersebut ditonton ulang. Barulah disadari bahwa
ternyata Bajai Bajuri adalah sebuah cerita
tentang perubahan zaman. Di dalam cerita tersebut mengalami transisi dari gaya
hidup tradisional ke gaya hidup modern. Cara Bajuri bajai menghadapi transisi di kota Jakarta seperti telephone
genggam sangat menarik. Melihat perubahan tersebut begitu cepat dan drastis, kota
Jakarta telah berubah. Karena itu, Jakarta sudah berubah, apakah saya akan
berubah untuk melayani Jakarta dimasa kini, atau apakah saya kan meneruskan
kebiasaan saya untuk melayani Jakarta dimasa lampu? Demikianlah ungkapan
Michael Densmoor yang menuangkan ceritanya dalam tulisan buku tentang free thinker.
Generasi
sekarang menolak Injil dan gereja. Anak-anak muda meninggalkan gereja karena mereka
menggap gereja tidak lagi relevan tidak lagi relefan dalam kehidupan mereka. Gereja
perlu memahami pertanyaan rohani anak muda agar pertanyaan tersebut dapat
dijawab dengan injil. Kuasa Injil tidak berubah dan masih merupakan jawaban
satu-satunya bagi pertanyaan rohani generasi itu. Itu artinya masih ada harapan
besar. Maka marilah kita memperlengkapi diri untuk melayani para remaja dan
pemuda zaman ini.
Apa
itu Free Thinker? Sebagian orang
menjawab adalah orang yang berpikir dengan bebas. Pengertian tersebut sangat
harafiah dan tidak memberi defenisi dengan sangat jelas. Kemudian pengertian lain dari free thinker adalah orang yang memiliki
pemikiran sekuler dan memandang bahwa
agama formal hanyalah untuk kaum orangtua saja. Free Thinker memandang agama sebagai kepercayaan yang tidak relevan
untuk dunia sekarang. Oleh karena itu mereka memilih beriman kepada Allah
dengan cara menolak agama yang resmi. Bagi Michael Free Thinker adalah orang yang rohani tetapi tidak agamawi. Sederhanya
adalah orang demikian ingin ada Tuhan tetapi bukan Tuhan yang memberi aturan
kepada mereka. Mereka ingin ada Tuhan tetapi ingin suatu kuasa ilahi saja bukan
yang berbentuk pribadi. Bagi seorang Free Thinker mereka percaya bahwa Allah
dapat dikenal tanpa perlu memeluk suatu agama. Salah satu alasan kuat yang
mereka munculkan adalah bahwa karena ada banyak orang yang agamawi menjadi
orang yang munafik. Gerakan Free Thinker timbul
dikarenakan melihat agama yang tidak rohani dan komunisme yang membawa
kekosongan jiwa mereka. Dan mereka menjadi kaum yang rohani tetapi tidak
agamawi. Itu sebabnya mereka lebih suka mencari pengalaman rohani diluar agama.
Orang yang demikian sangatlah perlu mendapat pelayanan dari gereja oleh Injil. Dalam
Yohanes 4:24 mengatakan bahwa kita harus menyembah Allah dalam Roh dan
Kebenaran. Iman yang sejati adalah iman yang menyembah Allah secara rohani dan
agamawi. Oleh karenanya kepercayaan Free
Thinker tidakalah benar jika mereka berpikir mereka bisa memiliki iman
sejati hanya secara rohani tetapi tidak agamawi. Free Thingker berpendapat bahwa mereka bisa mengenal Allah melalui
wahyu umum. Contohnya, berdasarkan wahyu umum seseorang menjadi terkesan oleh
keindahan matahari yang terbenam atau lahirnya seorang bayi. Tetapi, pengalaman
seperti ini tidak bisa membawa kita kepada Allah karena Allah itu roh,
sedangkan pengalaman ini bersifat fisik. Allah hana dikenal secara rohani. Untuk
mengerti hal rohani maka perlu ada wahyu khusus dan wahyu khusus adalah bagian
dari agama. Berarti tanpa agama manusia tidak mungkin mengenal kebenaran
tentang siapakah Allah. Rasul Paulus berkata “siapa gerangan diantara manusia
yang tahu apa yang terdapat di dalam diri manusia selain roh manusia sendiri
yang ada di dalam dia? Demikian pulalah tidak ada yang orang yang tahuapa yang
terdapat dalam diri Allah selain Roh Allah” (1 Kor. 2:11). Dengan kata lain
jika saya ingin mengenal kehendak seseorang, saya perlu berbicara dengan orang
tersebut. Tanpa saya berkomunikasi dengan orang tersebut saya tidak mungkin
mengetahui keinginan orang tersebut. Itu terjadi karena menolak wahyu khusus
dan hanya ingin pengalaman rohani saja. Maka Free Thinker banyak membuat
asumsi-asumsi tentang keinginan Allah. Disini kita melihat ketiadak adanya
konsistensi dari Free Thnker. Mereka ingin
memiliki pengalaman dengan Allah, tetapi mereka tidak memiliki dasar agama atau
wahyu khusus untuk membenarkan pengalaman mereka. Dengan menolak agama dan
Firman Tuhan, mereka tidak mungkin mengenal Tuhan.
Di
dalam 2 Korintus 5:13 berkata sebab jika kami tidak menguasai diri, hal itu
adalah dalam pelayanan Allah dan jika kami menguasai diri hal itu adalah untuk
kepentingan kamu. Untuk menerapkan
perkataan Paulus tersebut kita perlu memahami ayat tersebut, apa yang dimaksud
dengan istilah menguasai diri? Dalam terjemahan (BIS) istilah tersebut
diterjemahkan “kalau kami memang nampaknya sudah gila, itu adalah demi
kepentingan Allah. Dan kami nampaknya waras , itu demi kepentinganmu. Ayat ini
memperlihatkan bagaimana sifat terhadap Allah dan sikap terhadap manusia. Bagi Paulus
bahwa bagi Allah orang bisa gila dan bisa tidak gila. Orang yang gila bagi
Allah adalah orang yang lebih mengasihi Allah dari pada dunia ini. Tetapi terhadap
sesama manusia, orang bisa menjadi waras (menguasai diri) atau tidak waras. Orang
yang waras dianggap sebagai orang yang biasa saja. Dihadapan manusia kita sering
dianggap normal dan tidak normal. Kata kuncinya begini “Bagi Allah: Gila. Bagi manusia:
tidak gila”.
Kalau
begitu bagaimana strategi pelayanan baga Free
Thinker?
1. Berpartisipasi
dalam kehidupan mereka, seperti melalui hobi. Hobi menjadi wadah bagi
penginjilan terhadap mereka. Untuk menginjili kaum Free Thinker kita harus keluar dari gedung gereja dan bertemu
dengan mereka ditempat mereka berada. Namun jangan pergi dengan sendirian
karena pembicaraan di kelompok tersebut tidak akan berdasarkan Firman Tuhan. Agar
mereka tidak menyeret kita ke dalam pemikiran mereka, kta perlu membentuk kelompok
dua atau tiga orang.
2. Memperlihatkan
komunitas berbasis Anugerah bukan hukum. Mereka berpikir bahwa agama pada
umumnya secara khusus orang kristiani secara khusus suka menghakimi kita perlu
memperlihatkan anugerah kepada mereka. Seperti Yesus pada waktu bertemu dengan
orang berdosa, Dia memberi anugerah kepada mereka. Yesus bersabar dengan mereka
dan membawa mereka keluar dari kegelapan kepada terang.
3. Kesaksian
Pribadi. Penginjilan yang efektif bagi mereka adalah melalui cerita tentang pengalaman
pribadi dengan Yesus. Misalnya, kita bercerita tentang masalah sulit yang
terjadi dalam kehidupan kita didalamnya kita tidak tau apa yang harus kita
lakukan. Tetapi kemudian ketika membaca atau teringat akan Firman Tuhan dimana
disitulah Tuhan memberi jawaban. Ia berbicara melaui Alkitab dan kita mendengar
dengan rendah hati.
Kesimpulan
Injil Harus diberitakan
atau dikabarkan kepada mereka untuk
menjawab dan membawa mereka kepada terang Firman. Sehingga mereka tidak lagi
mencari jawaban diluar Alkitab. Selain itu sebagai hamba Tuhan kita juga harus
mengemas Injil dengan ketat dan praktis agar dapat menjawab kebutuhan rohani
mereka. Tuhan Yesus Memberkati.Sumber: Injil Bagi Free Thinker karya Michael Densmoor (Review)
0 Response to "Injil Bagi Free Thinker"
Post a Comment