KEPEMIMPINAN YOSUA

Yosua Bin Nun

 

Dalam artikel ini penulis akan memaparkan siapa Yosua dan bagaimana kepribadiannya sebagai seorang pemimpin.  Seorang alih generasi atau menjadi perpanjangan tangan Tuhan menggantikan Musa.

Yosua bin Nun. Cucu Elisma kepala suku Efraim (1 Taw 7:27), saudaranya menyebutnya Hosea, artinya ”Keselamatan” (Bil 13:8).  Yosua lahir di Mesir. Ia menjadi tangan kanan Musa waktu bangsa Israel keluar dari tanah Mesir dan mengembara dipadang gurun. Musa menambahkan nama ilahi dan menyebutnya Yehosyua, dalam bahasa indonesia menajadi Yosua. Dalam bahasa Yunani disebut Iesous (Yesus).    

Dalam kitab Keluaran 33:11 Yosua sangat mudah ketika Musa memilih dia untuk menjadi pembantu pribadinya, dan memberikannya perintah membentuk pasukan-pasukan Israel yang teroganisir untuk memukul mundur tentara Amalek yang datang menyerang (Kel 17). Yosua dipilih sebagai wakil dari suku Efraim dalam tim penyelidik Kanaan yang berangkat dari Kadesy (Bil14-14). Ketika Musa pergi sendirian untuk menghadap Allah di gunung Sinai Yosua siaga menanti, dikemah pertemuan (Kel 39:40;40:2,6,7).  Ia belajar menantikan Yahweh.  Ia adalah seorang yang sabar dan melalui kelembutan Musa, turut membina kepribadian Yosua (Kel 24:13;32;17; Bil 11:28).   Di dataran dekat Sungai Yordan Yosua dithabiskan secara resmi oleh Musa untuk menjadi Panglima setingkat dengan keimaman Eleazer (Bil 27:18). 

Yosua termasuk dalam kedua belas pengintai yang diutus Musa untuk menyelidiki keadaan di tanah Kanaan.  Hanya Yosua dan Kaleb yang mempunyai iman serta keberanian untuk menganjurkan agar maju terus (Bil 14:6).   Sebagai akibatnya, dari angkatan sebelum masa pengembaraan selama 40 tahun dipadang gurun itu hanya mereka berdualah yang masih hidup sesudahnya.  

Ketika Musa meninggal, pilihan untuk menggantikan Musa dalam memimpin bangsa itu jelas jatuh pada Yosua (Ul 34:9). Waktu itu umur Yosua 70 tahun dan Kaleb temannya yang lebih tua.  Lebih menonjol dan tegap sudah berumur 85 tahun waktu mereka menduduki pegunungan Yudea (Yos 15:13-15).  Menariknya adalah pada usia yang sudah tua kekuatan Kaleb dikatakan, seperti pada saat dia diapanggil oleh Tuhan.  Yosua meninggal pada usia 110 tahun, di kuburkan di Timnat-Serah.   

Defini Kepemimpinan

Robert Clinton mengatakan dalam buku Eddie “kepemimpinan dimasa mendatang”, bahwa Seorang pemimpin Kristen adalah seorang yang mendapat kapasitas dan tanggung jawab dari Allah untuk memberikan pengaruh kepada kelompok umat Allah tentu untuk menjalankan kehendak Allah bagi kelompok tersebut.   Pemimpin adalah pengaruh bagi orang yang dipimpinnya.  Memimpin bukan untuk memimpin untuk diri sendiri tetapi melaksanakan kehendak Allah untuk umatNya.   Dalam hal ini membuktikan bahwa seorang pemimpin harus mampu menyangkal dirinya, menyangkal keegoisan atau mengesampingkan keinginan diri sendiri.  Mengutamakan tanggung jawab untuk memberikan yang terbaik dan memberikan kesejahteraan bagi orang yang dipimpinnya dan senantiasa menjalankan kehendak Allah.

Robby mengatakan seorang pemimpin sejati memiliki kemampuan untuk merumuskan visi bersama (Shared Vision) dan misi dari organisasinya.  Dalam kepemimpinan, seorang pemimpin harus memiliki kemampuan agar orang yang ia pimpin bersama dirinya sendiri terus menerus mengalami perubahan.  Bersedia terus-menerus belajar itulah yang akan menghasilkan pemimpin dan perubahan.

 James dan Barry juga menekankan “kepemimpinan bukan milik pribadi dari beberapa orang yang memiliki kharisma.  Kepemimpinan adalah proses yang digunakan oleh orang-orang biasa ketika mereka memberika apa yang terbaik dari diri mereka dan dari orang lain.  Kepemimpinan adalah kapasitas anda untuk menuntun orang lain ketempat yang belum pernah mereka datangi.   Menciptakan sesuatu yang baru dalam kepemimpinan juga merupakan hal yang sangat penting bagi pemimpin.  juga harus mampu merealisasikan apa yang menjadi program dalam kepemimpinan.  Dengan melibatkan orang-orang yang dipimpin.

Jhon mengatakan keberhasil dalam kepemimpinan adalah pemimpin yang pandai belajar dari kesalahan-kesalan mereka sendiri, dan para pemimpin yang lebih pandai belajar dari kesalahan-kesalahan orang lain dan keberhasilan-keberhasilan mereka.   Sadar akan terhadap diri sendiri ini sangat penting untuk dimiliki oleh seorang pemimpin dalam memimpin.  Belajar dari kesalahan diri sendiri dan orang lain, membuat kita menjadi pemipin yang mau berubah dan berusaha untuk bekerja keras dan menunjukan kualiatas kita sebagai pemimpin.

Tulus tu’u mengatakan bahwa pemimpin adalah pelayan.  Ada beberapa model pemimpin pelayan yang diuraikan oleh Tu’u sebagai berikut. 

1. Mendengarkan : Seorang pemimpin pelayan pertama-tama memiliki perhatian pada Tuhan.  Kemudian ia mendengarkan Tuhan Allah. Apa yang didengar itu dikembngkan dalam pelayanannya. Ia bertanya bagaimana Tuhan memimpin dan memberi arahan kepadanya. Sehingga melalui perenungan mendalam pemimpin menemukan kebutuhan-kebutuhan orang yang dipinpinnya. Engan Pemimpin harus mendengarkan suara Tuhan dan mendengarkan suara orang lain.

2. Empati : dengan empati, pemimpin pelayan mengenal keadaan sesamanya, baik sifat-sifat mereka, juga segala kemampuan dan keunikan mereka.  Sehingga orang yang dipinpinnya merasa tidak ditolak melainkan diperhatikan.

3. Menyembuhkan: seorang pemimpin pelayan harus mempu menolong orang yang mengalami jiwa dan hati yang hancur dengan berjumpa secara langsung kepada orang yang dipimpinnya.

4. Mawas diri/ kesadaran diri: kesadaran terhadap diri sendiri dapat membantu pemimpin pelayan mengerti menyelami tentang etika yang harus dilakukan, dan nilai-nilai kehidupan yang harus dianutnya.

5. Meyakinkan (persuatif): pemimpin harus memampu membujuk dan meyakinkan orang yang dipimpinnya.

6. Konseptualisasi : pemimpin harus memahami masalah orangnisasinya lebih dari hanya sebuah realita kegiatan sehari-hari dalam oragnisasi. Memiliki konsep damai sejahterah

7. Melihat jauh kedepan : memiliki visi dalam memimpin

8. Komitmen melayani, komitmen bagi pertumbuhan orang lain dan komitmen untuk membangun masyrakat.

Yosua

Kepemimpinan Yosua 

Dalam kitab Yosua membicarakan tentang pengganti Musa yakni Yosua, perebut tanah Kanaan dan pembagian negeri atau tanah itu kepada kedua belas suku israel.  Ps.Naipospos dan J J de Heer mengatakan dalam bukunya bahwa ada beberapa perebutan tanah Kanaan dan pembagian kepada kedua belas suku Israel yang dipimpin oleh Yosua diantaranya yaitu:  Pertama  Perintah Tuhan kepada Yosua untuk menyeberangi sungai Jordan, Kedua Pengintai-pengintai di Yeriko dan perempuan-perempuan sundal, Ketiga Penyebrangan sungai Yordan, Keempat  Penyunatan dan hari raya paskah, Kelima  Perebutan Yeriko, Keenam Akhan dan barang-barang yang dikhususkan untuk ditumpas, Ketujuh Perebutan Ai (8:1-29), Kedelapan Mesbah gunung Ebal (ayat 30), Kesembilan orang-orang gibeon (9,10), masuknya orang Israel ketanah Kanaan (10:29-11:23), pembagian negeri (13-24) Kemah pertemuan di Silo (18:1), kota Perlindungan (20), kota-kota orang lewi dan kota-kota Imam (21), Mesbah ditepi sungai Yordan (22), Pidato perpisahan Yosua (23-24) dan sampai kepada kematian Yosua.

Ketika Allah mempercayakan kepemimpinan kepada Yosua ia melakukan seperti yang diperintahkan oleh Tuhan kepadanya.  Dalam Tafsiran Wycliffe volum 1 mengatakan bahwa Tuhan memberikan suatu Tugas khusus kepada Yosua diantaranya adalah: Menyeberang sungai Yordan, jadilah Kuat, jadikanlah bangsa ini memperoleh warisan mereka, dan jaga agar bertindak sesuai dengan seluruh hukum Allah.     Yosua taat dan ia melakukan seperti yang diperintahkan Tuhan.  Ini membuktikan  bahwa Yosua bertanggung jawab atas tugas yang dipercayakan oleh Tuhan untuk menjadi perpanjangan tangan Tuhan  dalam memimpin bangsa Israel.

Cara bangsa Israel memasuki tanah Kanaan adalah berlainan dengan gembala pengembara, yang sering kali memasuki negeri Kanaan dengan maksud merampok, tetapi bukan untuk berdiam disana.  Orang Israel memasuki tanah tersebut bukan tujuan yang demikian, tetapi untuk berdiam didaerah ini.  Dan dalam hal ini J. Blommendaal mengatakan bahwa bangsa israel memasuki tanah kanaan disebabkan oleh dua faktor yaitu: 

a. Suku-suku yang keluar dari Mesir itu sadar bahwa mereka bersal dari tanah Kanaan, dan sekarang ini mereka sedang pulang. 

b. Di Kanaan sudah ada suku-suku yang bersaudara dengan mereka dan faktor ini menggampangkan kedatangan mereka.  Suku-suku yang datang masuk mau mempersatukan dirinya dengan saudara-saudaranya yang sudah ada di Kanaan.  

Orang Israel yang masuk itu dipimpin oleh Yosua yaitu hamba Musa.  Rupa-rupanya orang Israel masuk melalui tiga arah : 1. Dari selatan, 2. Dari daerah seberang sungai Yordan ke arah Barat, 3. Ke Galilea. 

Alkitab penuntun memaparkan pribadi Yosua sabagai Pemimpin perpanjangan Tuhan menggantikan Musa untuk bangsa Israel untuk merebut tanah Perjanjian, menjadi miliki kepunyaan bangsa Israel.  Diantaranya adalah: 

1. Yosua menjadi kepercayaan Musa, ketika Musa naik ke gunung Sinai untuk menerima kesepuluh hukum (Kel 24:12-18).  Untuk menjadi seorang pemimpin ternya salah satunya adalah harus dapat dipercaya.  Sehingga kesempatan untuk memimpin menjadi bagian kita.  Dan dalam hal ini Yosua membuktikan dirinya sebagai seorang yang dapat dipercaya dan dia berhasil dan menjadi seorang pemimpin.

2. Yosua menjadi pembantu Musa, dengan menunjukan suatu pengapdian dan kasih yang mendalam kepada Allah dengan sering sekali berada di hadapan Allah untuk jangka waktu yang lama (Kel 33:11).

3. Yosua adalah seorang yang sangat menghargai keadiran Allah yang kudus.  Menghormati kekudusan Allah adalah bagian yang sangat penting bagi seorang yang akan menjadi pemimpin.  Ketika hal demikian dilakukan maka semua pekerjaan dalam memimpin selalu bersandar pada Tuhan.

4. Belajar banyak dari kehidupan Musa.  Meneladani kepemimpinan musa yang tidak pernah lelah itu membuat Yosua menjadi pemimpin yang tetap kuat dan teguh dalam memimpin.

5. Seorang penasehat dan pembimbing yang dipercayai.  Pemimpin mampu memberikan solusi dalam memimpin bukan merusak dan dapat dipertanggung jawabkan.

6. Menolak laporan ketidak percayaan sepuluh mata-mata yang lain (Bil 14).  Percaya akan Mujizat Allah.

7. Yosua seorang yang beriman.

8. Yosua seorang yang bervisi. Dalam kepemimpin seorang pemimpin harus memiliki visi atau target untuk mencapai apa yang menjadi visi.

9. Memiliki keberanian.  

10. Setia

11. Taat dengan sungguh-sungguh

12. Tekun berdoa 

13. Mengapdi kepada Allah dan FirmanNya

14. Yosua merupakan orang yang penuh dengan Roh (bil 27:1; Ulg 34:9)

Yosua membuktikan kepemimpinannya sebagai pemimpin yang berani, taat, jujur, dan tunduk kepada otoritasnya Allah.  Inilah rahasia kepemimpinan Yosua sehingga dia berhasil dalam memimpin untuk membawa bangsa pilihan Allah dan merebut kota-kota menjadi kepunyaan Israel.  

Belajar dari pribadi Yosua yang senantia taat dan bertindak sesuai dengan Firman Tuhan akan membuat kita menjadi seorang pemimpin yang mampu memimpin, mempengaruhi, menjadi saluran berkat bagi orang yang ada disekeliling kita.

Tuhan Yesus memberkati.


1 Response to "KEPEMIMPINAN YOSUA"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel