Tinjauan Buku Robert Pazmino Foundational Issues In Christian Education

 Pendidikan Kristen


Garis Besar Buku Pazmino

Buku ini memaparkan pentingnya membangun konsep pendidikan Kristen yang menyeluruh dan terintegrasi, yang kemudian dari dalamnya bisa diambil prinsip dan panduan untuk praktik pendidikan Kristen secara kontekstual. 

Pentingnya membangun konsep pendidikan Kristen yang menyeluruh dan terintegrasi ini menurut Robert W Pazmino, muncul akibat isu isu yang mendasar, yang nampak di sekitar pendidikan Kristen. Isu-isu pendidikan Kristen yang mendasar ini mewakili pertanyaan-pertanyaan yang selalu diajukan oleh mereka yang terlibat di dalam pelayanan mengajar di gereja-gereja. Khususnya juga tantangan-tantangan pendidikan Kristen dalam menjawab pergumulan iman yang hidup di dalam dunia postmodern. 

Robert W Pazmino, secara garis besar membahas bagaimana membangun konsep pendidikan yang menyeluruh dan berintegritas dengan melakukan eksplorasi secara kristis berbagai pondasi yang selama ini telah dipakai untuk membangung konsep pendidikan Kristen. Melalui hal ini, maka diharapkan para pendidik Kristen mampu menjawab kebutuhan masa kini dan tantangan masa depan dengan lebih baik. 

Dalam hal ini, Pazmino mengatakan bahwa sebelum para pendidik Kristen membangun teori dan praktek pendidikan Kristen maka mereka harus terlebih dahulu mengeksplorasi fondasi-fondasi alkitabiah, teologis dan filosophis. 

Melalui eksplorasi ini, Pazmino ingin mengajak para pendidik Kristen untuk tunduk kepada otoritas firman Allah yang tertulis dan mampu menempatkan nilai-nilai universal yang mampu menyeberangi batas budaya dan membantu dalam usaha membentuk konsep pendidikan Kristen. Melalui pertimbangan filosophis, maka para pendidik Kristen dibantu untuk menentukan nilai-nilai universal dan cultural yang akan dipakai untuk menjadi tujuan pendidikan dan sumber pengetahuan. 

Hal kedua yang dilakukan dalam proses pendidikan ialah melibatkan investigasi variable budaya lewat disiplin ilmu sejarah dan sosiologi atau antropologi. Diharapkan lewat langkah ini membuat para pendidik Kristen memiliki kesadaran akan posisinya di dalam ruang dan waktu. Disini Pazmino mengharapkan para pendidik mampu mengenal, mengerti dan mengasihi peserta didik mereka sendiri sehingga pengajarannya berbicara langsung kepada kebutuhan peserta didik. 

Selanjutnya Pazmino juga mengharapkan agar para pendidik Kristen perlu mempertimbangkan fondasi psikologis agar mampu membedakan variable kelompok dan personal yang mempengaruhi pendidikan. Artinya bahwa baik peserta didik, orang tua, administrator, dewan pendidik, rekan sekerja, gembala, dan sejumlah orang lainnya perlu juga dipertimbangkan. 

Diharapkan dari hal ini, maka para pendidik mengerti bagaimana berhubungan dan berinteraksi dengan berbagai kelompok orang dan stuktur yang berhubungan dengan latar belakang pendidikan, apakah di rumah, sekolah, gereja atau suatu komunitas.

Akhir yang diharapkan oleh Pazmino dari semua ini ialah, para pendidik Kristen bisa menetapkan prinsip pendidikan yang telah disarikan dari berbagai fondasi yang ada dan kemudian menerapkan prinsip-prinsip itu ke dalam praktek pendidikan. Pazmino menambahkan bahwa melalui eksplorasi fondasi yang cermat maka sesorang dapat merumuskan prinsip dan panduan bagi praktek pendidikan. 

1.Kutipan Pertama dari buku Pazmino

Dalam halaman 15 dari buku Pazmino dikatakan: “In order to think responsibly about and partice education from a distinctly theological position, Christians, and in particular Christians educators, must carefully examine the biblical foundations for Christian education”. Pernyataan Pazmino harus menjadi peringatan bagi semua praktisi pendidikan Kristen, agar hati-hati memeriksa pondasi alkitabiah yang mendasari praktek pendidikan Kristen. 

Seharusnya seluruh pemikiran dan praktek para pendidik harus dipimpin kepada kebenaran Alkitab, sehingga praktek pendidikan Kristen berjalan dengan baik dan benar.  Saat ini sudah terlalu banyak  keragaman teori pendidikan yang muncul yang di tengah masyarakat kontemporer yang belum tentu di dasari oleh kebenaran penyataan Allah. Dalam hal ini jelaslah bahwa eksplorasi terhadap fondasi Alkitabiah manjadi standar penilaian untuk mengukur teori-teori dan praktek pendidikan. 

Tentu kemajuan era tekhnologi saat ini membuat situasi dan konteks pendidikan begitu dituntut untuk cepat menyesuaikan diri. Dunia pendidikan terus bergumul untuk mencoba memikirkan teori-teori baru sehingga mampu dengan cepat mengimbangi proses dunia yang sedang masuk dalam percepatan perubahan. 

Itu sebabnya bermunculanlah teori-teori pendidikan yang mungkin nampaknya cocok dan sangat baik diterapkan namun belum tentu memiliki standar kebenaran Firman Allah. Terlebih lagi banyak para pemdidik sekarang yang memakai pola dan teori pendidikan yang sedang trend saat ini yang belum tentu dibangun di atas pondasi Alkitab yang akhirnya akan  membawa peserta didik ke arah pembentukan yang dilandaskan oleh paham-paham sekularisme. 

2.Kutipan Kedua dari buku Pazmino.

Di halaman 22 Pazmino berkata: “In Deuteronomy 6, Moses exhorts the people of Israel to remember and to teach. The context for this teaching is the home, in which person learn to relate their faith in God to all of life”. Because of the contemporary tendency to compartmentalize life, faith is often relegated to those limited occasions when one is involved in church-related actifities”. Dalam Ulangan 6, konteks pengajaran/ pendidikan iman bagi anak ialah dimulai dari rumah. Ini berarti orang tua adalah agen pendidik bagi nara didik, yaitu anaknya sendiri. Orang tua sangat kuat dan harus dominan memberikan pendidikan iman bagi anaknya. Orang tua adalah pendidik utama yang harus memberikan pengaruh baik secara aktif atau pasif tentang kebenaran firman Allah kepada anak-anaknya. 

Menjadi pertanyaan ialah, sekarang ini banyak orang tua mengandalkan pertumbuhan iman anaknya dari aktifitas kegiatan gereja seperti: ibadah sekolah minggu, kegiatan-kegiatan lomba dalam rangka acara paskah atau acara natal, sekolah injil liburan (SIL), dan segudang kegiatan lainnya. Padahal kegiatan ini sangat dibatasi oleh waktu dan tentu kurang berdampak kuat bagi pertumbuhan iman anak jika tidak diimbangi oleh peran orang tua dalam kehidupan sehari-hari. 

Kadang, tidak sedikit orang tua yang mengukur pertumbuhan iman anaknya dari prestasi mereka di gereja, seperti menjuarai lomba lagu rohani, menjuarai lomba mewarnai, menjuarai menghafal ayat Alkitab dan prestasi lainnya di gereja. Padahal ini sama sekali tidak terlalu berpengaruh dengan pertumbuhan iman seorang anak, sebab prestasi hanya merupakan kemampuan pengetahuan dan talenta mereka sedangkan persoalan kerohanian anak adalah masalah pendidikan langsung dari orang tua yang harus nampak dan berdampak. 

Anak membutuhkan model rohani dari orang tua. Anak juga membutuhkan pengajaran yang berulang ulang dari orang tua di setiap kesempatan. Artinya bahwa menggantungkan harapan pertumbuhan iman anak hanya lewat pendidikan rohani di gereja sangat terbatas. 

Namun di sisi lain, gereja juga harus memberikan peranannya dengan memperlengkapi orang tua agar mampu menjadi pengajar-pengajar yang baik dan setia kepada anak-anaknya di rumah. Gereja harus memberikan metode-metode dan pola-pola pengajaran yang praktis dan mendasar sesuai dengan firman Allah kepada para orang tua. Setidaknya, para orang tua disadarkan bahwa mereka harus menjadi pengaruh pendidikan bagi anak sehingga anak mampu bertumbuh akibat pengaruh tersebut. 

Demikian. Tuhan Memberkati


0 Response to "Tinjauan Buku Robert Pazmino Foundational Issues In Christian Education"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel