Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran

 


Banyak hal menarik yang dapat dilihat dari buku “Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran” (Moh. Surya) jika dihubungkan dengan tugas PAK/PWG. Salah satunya dalam Bab 2 dimana penulis menjabarkan pengertian “pembelajaran”. 

Buku ini menjelaskan definisi “pembelajaran” ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Ini berarti seseorang berubah akibat pembelajaran. Menariknya menurut buku ini, perubahan prilaku sebagai hasil pembelajaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1.Perubahan yang disadari, artinya individu yang melakukan proses pembelajaran menyadari bahwa pengetahunnya, ketrampilannya, kepercayaan dirinya dan juga hal-hal lain yang di dapat bertambah/ berubah. Tugas PAK/PWG teramat penting khususnya dalam melakukan pelayanan terhadap anak didik dalam hal perubahan tingkah laku misalnya. Jika perubahan itu disadari oleh peserta didik, maka perubahan itu berhasil. Fakta dilapangan kadang sering terjadi sebaliknya. Banyak orang mengalami pertobatan tapi tidak didasari oleh kesadaran melainkan emosi semata sehingga perubahan tidak bertahan lama. Tatkal pergumulan datang, maka orang tersebut akan segera lisut (Markus 4: 5-6). 

Hal ini jauh berbeda dengan Zakheus misalnya. Zakheus (Lukas 19:1-10) berhasil berubah karena dia mengalami pembelajaran melalui pengalaman perjumpaannya dengan Yesus (interaksi lingkungan) dan dia menyadari bahwa dirinya berdosa dan ia perlu Yesus untuk merubah nasib hidupnya. Yang menjadi tugas PAK/PWG di sini ialah bagaimana pendidik memberikan peluang agar peserta didik mengalami peristiwa pembelajaran dengan memberikan kesempatan peserta didik melakukan interaksi-interaksi dengan lingkungannya. Ini bukan sekedar memberikan materi di dalam kelas, melainkan memberikan kesempatan peserta didik berinteraksi dengan lingkungannya melalui program-program yang bisa dievaluasi nantinya.

2.Perubahanan yang bersifat kontinyu. Perubahan prilaku akibat pembelajaran biasanya selalu berkesinambungan. Maksudnya perubahan di satu aspek akan mengakibatkan perubahan prilaku yang lain. Tugas PAK/PWG juga seharusnya mengacu kepada perubahan peserta didik yang bersifat kontinyu. Perubahan yang hanya mampu menerobos satu aspek dalam prilaku anak didik jelas bukan hasil dari pembelajaran. Contoh misalnya masih soal Zakheus. Perubahan yang bisa terlihat bukan saja dia mau menyambut Yesus untuk tinggal di rumahnya (Markus 19:6), namun jauh dari itu ia mau mengembalikan separuh dari hartanya untuk orang miskin dan mengembalikan empat kalli lipat jika ada orang yang pernah ia peras (Markus 19:8). 

Ini jelas perubahan yang bersifat kontinyu sebab perubahan satu prilaku menyebabkan perubahan prilaku lain yang ada dalam diri Zakheus. Tugas PAK/PWG disini bagaimana menguasahakan peserta didik untuk terus terpacu pertumbuhan imannya dengan program-program yang berkesinambungan. Seperti contoh, pembuatan bahan PA dengan tema-tema berkesinambungan bagi orang dewasa atau pemuda-pemudi. Ini sangat menolong peserta didik untuk terus diinteropeksi menyangkut perubahan dan pertumbuhan rohaninya.

3.Perubahan yang bersifat permanen (menetap), artinya, perubahan yang terjadi sebagai hasil pembelajaran akan berada secara kekal dalam diri individu, setidak-tidaknya untuk masa tertentu. Peran PAK/PWG dalam hal ini sangat penting untuk memikirkan bagaimana membuat pembelajaran terbaik bagi siswa didiknya agar ia mengalami perubahan yang permanen dan tidak sementara. 

Paulus misalnya, setelah mengalami “perjumpaan” dengan Tuhan Yesus maka ia masuk ke dalam perubahan prilaku yang permanen sekalipun harus lewat proses. Justru perubahan Paulus yang permanen ini membuat ia makin “radikal” terhadap hidup rohaninya. Keadaan yang sulit tidak membawa dia lari dari Kristus (2 Kor 4:16-18). Demikian sebaliknya dalam keadaan yang baik, tidak pernah membawa dia lupa akan Kristus (Filipi 4:12). 

Keradikalnnya akan hidup baru ia tunjukkan dengan statement nya bahwa “apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus” (Filipi 3:7). Kadang pendidik Kristen kurang memberikan konsep pengajaran ke arah ini, pendidik hanya melihat peserta didik sudah berubah, itu sudah cukup, padahal perubahan harus diuji oleh waktu. Perubahan yang terjadi akibat proses pembelajaran dan telahh teruji oleh waktu, akan permanen sifatnya.

4.Perubahan yang bertujuan terarah, artinya perubahan itu terjadi karena ada sesuatu yang akan dicapai. Dalam proses pembelajaran, semua aktivitas terarah kepada pencapaian suatu tujuan. Tugas PAK/PWG tentu harus merancang bagaimana proses pembelajaran mampu mengarahkan siswa didik mengalami perubahan prilaku karena memang ada tujuan yang akan dicapai. 

Paulus dalam 2 Korintus 9: 24-27 jelas berkata bahwa perubahan yang dia alami bukan tanpa tujuan. Ia berubah karena memang ada yang ditujunya. Pembelajaran yang dia alami bersama dengan Yesus membuat ia mengerti bahwa Yesus sedang mengarahkan ia untuk masuk dalam tujuan yang pasti yaitu “mahkota yang abadi” (2 Korintus 9:25) dan tujuan ke dua, dimana ia ingin jangan terjadi penolakan dari Tuhan di akhir pelayanannya, itu sebabnya ia selalu melatih dirinya agar tidak lari dari panggilannya sebagai hamba Tuhan (2 Korintus 9:27).

5.Perubahan yang bersifat positif, artinya terjadi adanya pertambahan dalam diri individu. Perubahan yang diperoleh senantiasa bertambah sehingga berbeda dengan keadaan sebelumnya. Peran PAK/PWG juga sangat penting khususnya dalam membina anak didik dalam proses pertumbuhan imannya. Setiap perubahan yang terjadi karena pembelajaran selalu bersifat positif, artinya pertumbuhan itu terus terjadi dan tidak mengalami stagnasi atau kemunduran rohani. 

Persoalan yang terlihat sekarang ialah banyak peserta didik yang katanya sudah dibina mengalami kelahiran baru, namun hidupnya bukan makin positif namun mengalami kemunduran rohani karena tantangan hidup. Kalau melihat perubahan sikap hidup Timotius (2 Timotius 1:5-8), terihat bagaimana Paulus benar-benar memberikan pembelajaran yang terbaik. Sebagai mentor rohaninya, Paulus selalu mengamati, menasehati dan membimbing Timotius sehingga perubahan yang dialami Timotius makin hari makin nampak. Disinilah peran PAK/PWG sangat dibutuhkan dalam menciptakan anak didik yang berubah menjuju kea rah kedewasaan iman.

6.Tentang Teori Pembelajaran Behaviorisme. Di halaman 22 buku Mohamad Surya dikatakan bahwa menurut teori ini, pembelajaran merupakan proses pembentukan perkaitan antara rangsangan dan tindakan balas (stimulus-respons). Stimulus itu, meminjam istilah dari buku Asri Budningsih ialah apa saja yang diberikan oleh guru kepada siswa termasuk kesempatan yang diberikan kepada siswa berinteraksi dengan lingkungannya. 

Dengan demikian, perubahan prilaku itu lebih banyak dipengaruhi oleh lingkungan. Tugas PAK/PWG ialah bagaimana menciptakan suasana lingkungan pendidikan yang kondusif, bersahabat, sehat dan bermanfaat bagi peserta didik. Lingkungan bisa berupa keluarga, teman, lokasi, alat peraga dll. Melalui lingkungan yang baik maka akan terjadi stimulus respons yang baik sehingga perubahan prilaku bisa terjadi. Dalam 1 Korintus 15: 33 jelas dikatakan bahwa: “pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik”. Lingkungan yang kondusif akan menciptakan stimulus yang baik.

7.Proses Pengajaran yang Efektif. Pada halaman 77-79 dari buku ini, penulis menampilkan 7 ciri proses pengajaran yang efektif. Ciri pertama yang perlu menjadi tugas PAK/PWG ialah pengajaran yang berpusat pada siswa. Dari keseluruhan kegiatan pendidikan, siswa merupakan subyek utama. Oleh karena itu dalam proses pengajaran, hendaknya siswa menjadi perhatian  utama dari para guru. 

Segalanya diarahkan untuk membantu berkembangnya siswa. Yesus dalam pelayanannya juga selalu terpusat pada manusianya secara khusus juga murid-muridNya. Yesus tidak mencari keuntungan dalam pelayanannya. Ia juga tidak mencari popularitas. Ia hanya focus kepada manusia yang perlu ditolong dan diselamatkan. Itu sebabnya Ia melayani semua orang tanpa membedakan golongan, suku, status dan kedudukan. PAK/PWG harus memikirkan pelayanan terpusat kepada siswa dan bukan untuk mencari keuntungan dan popularitas. Sangat menyedihkan karena banyak lembaga pendidikan sekarang lebih mengutamakan keuntungan semata dan popularitas dibanding tugas utama yaitu peserta didik itu sendiri. 


0 Response to "Psikologi Pembelajaran dan Pengajaran"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel