Makna Sangkakala dalam Kitab Wahyu

sangkakala


Alkitab secara khusus Kitab Wahyu mencatat tentang Sangkakala. Dan sebagai orang percaya kita perlu memahami apa maksud dari sangkakala. Karena itu melalui tulisan ini kita akan bersama-sama melihat dan memahami makna sangkakala tersebut.  Penulis menyadari ada banyak sangkakala yang muncul. Namun dalam artikel ini kita akan melihat penggambaran arti dari sangkakala dalam 5 point besar.

1.Wahyu 8:7 

Perlu dipahami terlebih dahulu bahwa sangkakala dalam kitab Wahyu banyak merujuk pada tulah kesepuluh dalam perjanjian lama namun bukan menjelaskan tulah dalam perjanjian lama melainkan memberikan penggambaran yang telah terjadi pada masa itu. Penglihatan yang muncul dalam kitab ini adalah hangusnya pohon dan rumput merupakan simbol dari penderitaan ekonomi atau krisis ekonomi yang disimbolkan kelaparan. Inilah malapetaka penderitaan dari lambang Sangkakala. Dalam Wahyu 6:5-6 Penunggang kuda memegang timbangan ini sudah pasti berbicara ekonomi dan selanjutnya secupat jelai, secupat gandum berarti ini berbicara tentang penderitaan dengan ekonomi. Namun ada perbedaan sangkakala dan materai. Sangkakala menimpa orang fasik sedangkan materai menimpa orang fasik dan orang percaya. Kalimat terakhir dalam ayat enam "jangan rusakan minyak dan anggur", perlu diketahui pada waktu itu minyak dan anggur itu adalah kebutuhan mendasar. Disinilah letak Tuhan memelihara orang percaya. Jadi sangkakala disini menunjuk pada penderitaan ekonomi. 

Kis 11:8 disana ada kelaparan besar di zaman Klaudius. Zaman itu sudah ada krisis ekonomi. Artinya sampai masa dimana Kristus datang kedua kali kita akan masuk dalam keadaan dan mengalami penderitaan dari krisis ekonomi. Itu sebanya perlu memahami dan mengerti janji Tuhan. Walapun ada penderitaan dalam dunia ini, Tuhan memberikan kasihNya dengan tidak menelantarkan orang yang percaya kepadaNya. Kebutuhan pokok dasar dari anak-anakNya akan dikaruniakan.

2.Wahyu 8:8-9 Sangkakala melambangkan gunung api, bandingkan referensi yang ada dalam kitab Yeremia 51:25, disini Babel disebut gunung pemusnah. Gunung besar dalam teks diatas melambangkan kerajaan. Lambang dari kekuasaan-kekuasaan politik. Kemudian Wahyu 18:21 ini tidak bicara soal Babel dalam Perjanjian lama karena sudah musnah. Babel adalah simbolis kota yang memberontak dan akhirnya dilemparkan di bawah dalam kedalaman yang mengerikan. Dalam Yeremia 51:63-64 Babel diikat dengan batu dan ditenggelamkan ke dalam laut. Jadi sangkakala yang kedua ini adalah simbol penghancuran kekuatan-kekuatan besar yang terjadi sejak kedatangan Kristus yang pertama dan sampai pada kedatangan Kristus yang kedua. Ini adalah murka Allah terhadap kerajaan, kekuatan politik yang kejam dalam menindas gereja. Jadi dalam dunia ada dua kekuatan yang sangat berpengaruh yakni Politik dan Agama.

3.Wahyu 8:10 -11 ada kalimat air menjadi pahit.  Absintus adalah istilah yang diterjemahkan dalam bahasa inggris yakni pahit. Dalam Yeremia 23:15 ada kata “ipuh” merupakan tanaman pahit. Minum ipuh dan rcun kalimat ini berkali-kali dipakai dalam Alkitab. Jadi sangkakala ini merupakan lambang kepahitan penderitaan akibat penghakiman Tuhan. Absintus juga adalah simbol dari penderitaan, kepahitan dalam dukacita yang pahit. Ini akan menimpa orang fasik tidak hanya dalam kekekalan tetapi juga dalam dunia ini. Itu sebabnya jangan pikir Tuhan berdiam diri. Akan ada saatnya Tuhan akan menimpakan hukuman sehingga orang fasik akan menderita. Perhatikan kitab Amsal 5:3-4 ini sedang menjelaskan perempuan nakal. Mulutnya semanis madu, kata-katanya memikat hati dan yang tertinggal adalah kepahitan. Seumur hidup akan merasa diri bersalah yang akan menghatuinya. Belum lagi setan menuduh karena telah bersalah. Dan belum lagi penyakit yang dialami akibat kehidupan yang tidak beres. Disinilah kita dapat simpulkan ada keadilan Allah yang tidak tinggal diam terhadap manusia yang berdosa. Orang fasik mati dalam kebodohannya sendiri. Merusak diri, melakukan dosa malunya tidak terhapuskan. Maka jangan berpikir untuk menjamah yang najis sebab malunya tidak terhapuskan. 

4.Wahyu 8:11 ini adalah simbol, sepertiga bulan, bintang matahari. Seluruh murka Allah tidak sepenuhnya ditimpahkan, dalam kekelan barulah tiba waktu Tuhan menghukum dengan murkanya sepenuhnya. Bandingkan dalam Keluaran 12:12 mereka menyembah sungai, akibatnya Tuhan buat air itu menjadi darah. Itu adalah tulah dari Tuhan. Dalam konteks kitab Wahyu ini membahas tentang penyembah berhala, bergantung pada ciptaan Tuhan. Mereka bergantung kepada matahari untuk menyinari tanaman itu yang dinamakan “natural” dan  yang “supranatural” adalah mereka menyembah dewa matahari. Itu sebabnya ketika ada kalimat malam gelap menunjukkan ada horor, teror, ketakutan karena matahari, bulan dan bintang tidak bercahaya. Jadi ini adalah lambang transformasi yang dianggap manusia jadi berkat menjadi kutukan. Tuhan ubah dari berkat menjadi malapetaka. Kita boleh percaya kepada manusia tetapi jangan bergantung. Kita percaya dan bergantung hanya kepada Tuhan saja. Supaya kita tidak dimurkai Allah. 

5.Wahyu 9:3-6 belalang seperti kalajengking. Bentuk kalimat seperti ini sebagai “Devine Passieve” yang tidak ada subjeknya tetapi subjeknya adalah Tuhan yang tidak kelihatan. Bandingkan dalam Keluaran 10:15 disini masih berbicara tulah Allah yakni belalang. Bila belalang dalam perjanjian lama sampai sekarang hanya gigit tumbuhan namun dalam sangkala kelima ini belalang nantinya akan menggigit manusia yang tidak memiliki materai. Arti materai disini bukan nyata tetapi simbol menunjuk siapa pemilik kita. Tuhan ada dihidup kita maka kita tidak akan digigit sebaliknya apabila tidak ada materai atau tidak ada Tuhan dalam hidupnya pasti akan digigit. Allah yang hidup juga disini menentukan kapan dan berapa lama hukuman itu berlangsung itulah kedaulatan Allah. Juga sampai pada siksaan disini akan terlihat dalam dua hal secara psikologi dan spiritual. Dalam Wahyu 20:10 disini iblis, nabi palsu disiksa secara kejiwaan. Orang fasik seringkali menderita dalam hidup ini dan penderitaannya ini mirip seperti siksaan psikologi dan spritualitas. Perlu diingat dan diperhatikan dengan sungguh-sungguh bahwa siksaan dan hukuman tidak hanya terjadi dalam kekekalan. Selama masih hidup penderitaan, hukuman dan siksaan akan terjadi. Karena itu kita bersyukur karena Yesus sendiri memberi kita damai akan keselamatan. Tidak mengenal Allah akan dihukum selamanya dan beryukurlah karena engkau menjadi salah satu dari mereka yang percaya dan mengenal Yesus.

Lima bentuk simbol dari sangkakala ini kiranya memberikan pengertian dan meberikan transformasi dalam hidup kita.  

Tuhan Yesus memberkati


0 Response to "Makna Sangkakala dalam Kitab Wahyu"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel