Iman yang dipuji adalah Iman yang Teruji


Kisah yang dicatat dalam Kejadian pasal 22 ini merupakan kisah yang sangat luar biasa. Karena disinilah terlihat dengan jelas bagaimana iman dan ketaatan Abraham kepada Tuhan diuji. Jikalau kita memperhatikan bagaiman kisa hidup Abraham dengan Sara istrinya, mereka berjuang dan bergumul untuk mendapatkan keturunan. Beberpa kali Tuhan berbicara mulai dari awal panggilannya bahwa Abraham akan menjadi bangsa yang besar, namun sampai pada usia tua sara 90 tahun dan Abraham 100 Tahun barulah janji mendapatkan keturunan itu terlihat. Kita dapat membayangkan betapa mereka sangat lama menanti janji Tuhan. Sesudah Tuhan karuniakan Ishak anaknya itu, Abraham langsung diuji oleh Tuhan. Ujiannya yakni mempersembahkan Ishak anak yang sangat ia kasihi. Mari kita lihat arti dari setiap poin yang penulis sampaikan.

 I) Abraham Diuji.

1. Mencoba’ (ay 1). Terjemahan kitab suci Indonesia ini kurang tepat, dan ini bertentangan dengan Yak 1:13, yang mengatakan bahwa Allah tidak mencobai siapapun.  Yang benar adalah ‘test’ (= menguji) ini lebih tepat.

Pencobaan diberikan oleh setan dengan maksud menjatuhkan manusia. Ujian diberikan oleh Allah, dengan maksud mengangkat, menguatkan, sehingga Tahan uji.

2. Ujian ini betul-betul datang dari Allah (ay 1-2).

Ada orang yang menganggap bahwa tidak mungkin Allah menyuruh Abraham membunuh anaknya. Ini hanyalah sesuatu yang timbul dalam pikiran Abraham. Ia mengira bahwa Allah menghendakinya untuk membunuh anaknya. Tetapi anggapan seperti itu jelas merupakan anggapan yang salah, karena ay 1-2 ini jelas menunjukkan bahwa ujian itu datang dari Allah, karena Allah berfirman kepada Abraham, dan menyuruhnya untuk mengorbankan anaknya.

3. Korban bakaran (ay 2).

Dalam Imamat 1 ditunjukkan caranya memberikan ‘korban bakaran’ kepada Allah, yaitu korban itu harus disembelih, lalu dibakar di atas mezbah. Jadi, ini jelas berbeda dengan cara Hanna mempersembahkan Samuel kepada Tuhan (1Sam 1:11, 28).

4. Allah sendirilah yang memberikan Ishak kepada Abraham

Sekarang Allah menguji apakah Abraham lebih mencintai Dia atau pembe¬rianNya. Banyak orang gagal dalam ujian seperti ini. Misalnya: orang yang berdoa minta pekerjaan, anak, pasangan hidup, uang dll. Setelah Allah memberinya, maka ia mementingkan, mengasihi hal itu lebih dari Allah. Karena itu, berhati-hatilah selalu akan pemberian atau berkat Tuhan. Jangan mengasihi, mementingkan pemberian atau berkat itu lebih dari Si Pemberinya.

5. Ujian ini berat sekali. Mengapa?

Karena Ishak adalah anak Abraham, bahkan anak tunggal, yang jelas Ia kasihi (ay 2). Dalam menguji Allah sering menuntut sesuatu yang paling kita kasihi, mengapa? Karena Ia adalah Allah yang cemburu (bdk. Kel 20:5), Ia tidak mau ada sesuatu, seseorang yang kita kasihi lebih dari Dia (Mat 10:37, Luk 14:26).

Renungkan: Apa atau siapa yang paling kita kasihi dalam hidup kita? Kalau Allah memintanya, maukah kita memberikannya?.

6. Mengapa Allah memberi Abraham ujian yang begitu hebat? Jelas karena, oleh kasih karunia Allah, Abraham juga adalah orang yang hebat! Bd.1Kor 10:13 yang mengatakan bahwa Allah tidak membiarkan seseorang dicobai melampaui kekuatannya. Jadi kalau Allah mengijinkan seseorang mengalami pencobaan yang hebat, atau kalau Allah memberikan ujian yang hebat kepada seseorang, itu menunjukkan bahwa orang itu kuat. Itu berarti kalau menghadapi ujian yang berat, maka dalam arti terten¬tu, kita boleh bangga, karena itu menunjukkan bahwa kita juga hebat! (lalu ingatlah bahwa kita bisa menjadi hebat, karena kasih karunia, pekerjaan Tuhan, dan karenanya ini bukan alasan untuk menjadi sombong). 

II) Sikap Abraham terhadap Ujian.

1. Bangun (ay 3). Ini menunjukkan bahwa ia tetap bisa tidur malam itu! Hanya dengan adanya iman dan penyerahan kepada Tuhan yang luar biasa yang memungkin¬kan orang bisa tidur pada saat seperti itu 2. Taat langsung (ay 3). Rupa-rupanya ‘taat secara langsung’ merupakan kebiasaan Abraham (Kej 21:14). Apakah kita juga mempunyai kebiasaan seperti ini? Banyak orang selalu menunda untuk mentaati Tuhan, tetapi menjadi marah kalau Tuhan menunda untuk mengabulkan doanya. Abraham bukan hanya tidak menunda ketaatan, tapi ia bahkan tidak bertanya “mengapa Tuhan? Seorang penafsir berkata: “God’s behests are not to be questioned but executed” (= perin¬tah-perintah Allah tidak untuk dipertanyakan, tetapi untuk dilaksanakan). 3.Kata-kata Abraham kepada bujang-bujangnya (ay 5). ’tinggallah kamu di sini’. Mengapa Abraham tidak membiarkan mereka ikut ke puncak gunung? Karena ia tidak mau bujang-bujang itu menghalanginya membunuh Ishak, Ia berusaha menyingkirkan semua hal yang bisa menghalanginya untuk mentaati Tuhan.  Lalu,.Sesudah itu kami kembali kepadamu’.

Kata ‘kami’ berarti ‘Abraham dan Ishak’! Padahal ia naik ke atas untuk mempersembahkan Ishak sebagai korban bakaran kepada Tuhan. Lalu bagaimana ia bisa berkata ‘kami kembali kepadamu’? ia betul-betul beriman akan hal itu (Ibr 11:17-19). Abraham mau memberikan yang terbaik kepada Tuhan. Keyakinan Abraham tentang akan tergenapinya janji Tuhan, tidak ia letakkan pada Ishak yang adalah anak perjanjian itu, tetapi pada Tuhan, pada Firman Tuhan sendiri. 

III) Tindakan Tuhan.

a. Ia menguji sekaligus memuji Abraham.. Aku tahu…Taat.

b. Jangan bunuh anak itu’ (ay 12). c)   

c. Telah Kuketahui sekarang bahwa engkau takut akan Allah’ (ay 12). 

d. Allah memberikan domba sebagai pengganti Ishak. Karena itu, domba ini sering dianggap sebagai TYPE dari Kristus, karena Kristuspun juga adalah pengganti (substitute) kita dalam menerima hukuman Tuhan.

e. Tuhan menyediakan. Domba itu baru disediakan di atas gunung, Tuhan tidak memberikannya di kaki gunung, karena itu akan menghancurkan ujian untuk Abraham itu. Tetapi Tuhan juga tidak memberikannya secara terlambat pada waktu Abraham sudah menyembelih Ishak, atau pada waktu Abraham sudah turun dari gunung tanpa memberi persembahan apa-apa kepada Tuhan.

f. Karena Abraham taat kepada Tuhan, maka Abraham mendapat berkat yang melimpah dari janji Tuhan

Kesimpulan.

Abraham menerima berkat yang luar biasa dari Tuhan, karena ia menga¬sihi Tuhan di atas segala sesuatu, dan Ia rela memberikan yang terbaik kepada Tuhan! Maukah kita belajar menirunya dari hidup Abraham? Tuhan Memberkati

Tuhan Memberkati

0 Response to "Iman yang dipuji adalah Iman yang Teruji"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel