Teologi dan Filsafat Agustinus
Agustinus adalah seorang yang diijinkan Tuhan pada masa mudanya jatuh dalam dosa dan pada usia 30 tahun ia bertobat. Sebelum ia bertobat dia mengalami berbagai macam pengalaman pengatahuan, pernah menganut manikaisme, pernah mencari kedamaiaan di dalam filsafat, mencari di dalam neo platonisme, dan sampai akhirnya ia menemukan Kristus dan menjadi seorang pemikir Kristen yang besar.
Apa itu cinta: menurut Agustinus adalah gerak jiwa. Gerak jiwa yang menuju pada objek tertentu. Ada yang dicintai ada yang mencintai. Cinta selalu memiliki objek atau tujuannya. Apa yang dicintai manusia? Manusia mencintai yang indah (kalos), manusia mencintai yang baik (kagaton).
Mengapa manusia mencintai yang indah dan baik? Plato berkata dalam karyanya “symposium” di dalamnya ada tokoh yang ditimbulkan yaitu Diotima, ia menjelaskan tangga cinta dari 1-6:
1. Mencintai objek yang indah (partikuler)
2. Mencintai semua benda yang lain, bukan hanya satu objek itu yang indah tetapi yang lain juga indah
3. Mencintai jiwa, moral, spiritual
4. Mencintai hukum-hukum
5. Mencintai pengetahuan
6. Mencintai keindahan itu sendiri.
Cinta kepada objek membawa sang pecinta itu bertumbuh. Dari mencintai yang sementara kepada mencintai yang kekal.
Mengapa sesorang itu mencintai yang indah dan yang baik karena manusia itu ada kekurangan. Karena ada kekurangan itulah maka bergerak, mencari, mengejar dan untuk mendapatkannya. Itu berarti semakin besar kekurangannya maka semakin besar cintanya untuk mendapatkan yang diinginkan.
Tetapi kalau kita perhatikan dengan cermat, jika mendasarkan cinta karena kekurangan berarti itu tidak benar. Karena jika ini benar maka Allah yang mencintai adalah Allah yang kekurangan. Karena itu Agustinus yang mengenal Kristus, seorang Kristen ia mengatakan ini tidak benar. Karena dalam kitab suci Allah mencintai.
Ada dua pertanyaan yang menucul mengenai Agustinus. Dari Hana Aren cinta orang Kristen itu manipulative. Sedangkan Nietze cinta orang Kristen adalah cinta pengecut. Karena mnecintai yang tidak kelihatan.
Apakah cinta Kristen itu manipulative? Tidak, namun apabila memakai tangga diatas bisa jadi manipulative.
Apakah mencintai sesuatu eskapis atau tidak kelihatan? Tentu tidak, karena kita mencintai Allah yang telah menyatakan diriNya sendiri. Yohanes sendiri mengatakan bahwa kita tidak mungkin mencintai Allah yang tidak kelihatan sedangkan kita mengabaikan manusia yang kelihatan. Artinya kita tidak hanya mencintai yang tidak kelihat, yang kelihat justru kita cintai sebagai bukti kita mencintai Allah yang tidak kelihatan.
Sekarang, kita perhatikan Tuhan mencintai kita dengan cinta yang sempurna. Maka Tuhan memberi kita kepenuhan, dari kepenuhan itu kita berikan kepada orang lain. Bagi Agustinus mengapa manusia mencintai keindahan dan kebaikan karena manusia memang dicipta dalam naturnya untuk mendapatkan istirahat di dalam Tuhan, untuk mencintai dan dipuaskan oleh hadirat Tuhan. Itu sebabnya manusia mencari keindahan sebab Tuhan itu indah dan baik bagi kita. Namun harus disadari bahwa ketika manusia jatuh dalam dosa, standar kita mencintai itu jadi tidak utuh berubah menjadi mencintai menurut ukurannya sendiri. Maka itulah pentingnya kembali kepada cinta pada Allah yang benar.
Dalam filsafat Yunani air, api, batu, semua materi itu punya rest atau istirahatnya. Misalnya jika batu dilemparkan lalu guling-guling lalu diam, itulah istiratnya. Demikian api menyeimbangkan dengan meramba banyak untuk berkobar, itu istirahatnya. Karenanya dalam Filasafat Yunani maka, Agustinus itu bertanya jika semua materi ada istirahatnya maka jiwa manusia istirahatnya kemana? Ia katakan bahwa hati saya tidak akan beristirahat tenang sebelum saya mendapatkan Engkau ya Tuhan. Perjumpaan dengan Tuhan mendapatkan kebahagian sejati bagi jiwa.
Jadi, ketika sesorang mencintai itu seperti ditarik oleh yang dicintai, melupakan diri dan menjadi satu dengan yang dicintai. Saat itulah aku (Agustnus) diubah menjadi sepertiMu. Ibarat seperti pemberat, kemana ia dilempar ia akan ikut, demikianlah pemikiran Agustinus terhadap cinta.
Sekarang, saat kita mencintai kita itu makin mirip dengan siapa, mirip dengan Allah atau makin mriip dengan dengan dunia. Apakah kita penuh dengan kasih, kelembutan, keberanian, penuh dengan pikiran kerajaan Allah atau kita diseret bukan makin mirip Kristus tetapi dunia. Jika saudara betul-betul mencintai maka saudara harus diubahkan makin mirip Kristus.
Bagian lain Agustinus juga sangat mencintai Cicero dan mencintai apa yang dicintai oleh Cicero. Dari pengalaman itu maka dia berkata, saya ini manusia pemikir atau emosional. Karena semua milik pemikiran Cincero diikuti oleh Agustinus. Perhatikan dalam pandangan umum: Rasio mempengaruhi emosi mempengaruhi Tindakan. Jadi, cara mengubah seseorang harus menyentu rasio dan emosinya sehingga tindakannya dibenarkan. Masalanya seringkali kita menyentuh pikiran, emosinya baik melalui nasihat, mereka mengerti tapi tidak mengubah emosi dan tindakan, masalahnya bukan tidak mengerti, mereka tau itu penting tetapi karena cintanya bukan disitu.
Maka sekarang cinta kita itu ditujukan kemana. Jadi cinta itu adalah objek pengejaran paling akhir dan yang paling akhir itu adalah harta. Lalu apa yang menjadi harta kita? kalau kita renungkan apabila harta kita diambil, maka kita begitu marah, menangis, kecewa. Itulah harta kita. Mengapa kita sedih kalau semua harta kita hilang karena kita yakin bahwa harta kita itu memberikan kebahagian. Nah, sekarang sekali lagi siapa hartamu sesungguhnya? Kata Musa, lebih baik aku mati saja, kalau Tuhan tidak hadir, hadirat Tuhan tidak nyata. Tuhan itulah harta kita. Jika harta kita adalah benda-benda di atas, kata Agustinus itulah berhala. Kita salah mencintai.
Karena itu cinta kita harus di tata mulai dari pertobatan sungguh-sungguh kepada Allah. Cinta kasih Tuhan mendorong kita untuk hidup benar, melakukan kebenaran, cinta kasih dan memuliakan nama Tuhan. Arahkanlah cintamu kepada Tuhan agar cintamu benar dalam banyak hal. Dan berhentilah mencintai hal-hal yang bersifat egosentris.
Tuhan memberkati
0 Response to " Teologi dan Filsafat Agustinus"
Post a Comment