Fungsi Elemen-elemen dari Khotbah Integrtif

Khotbah

Setelah kita membahas bagian pertama, sekarang kita masuk pada bagian kedua melihat fungsi elemen dari khotbah Integratif dari Kenton C. Anderson.

Fungsi Elemen-elemen dari Khotbah Integrtif

            Jika ingin mencapai sebuah khotbah integratif ada emput fungsi elemen yang dapat dipakai. Pertama, The Story that engage, keterlibatan dalam sebuah kisah atau cerita. Seorang pengkhotbah yang baik akan melibatkan audiensnya, khotbah akan menjadi efektif apabila mereka terlibat di dalamnya. Saat pendengar memberi perhatian, sebagai pengkhotbah harus menerima perhatian itu. Adanya perhatian, itulah yang dinamakan hasil. Perhatian yang terbuka itu sangat singkat. Maka, kepekaan dari seorang pengkhotbah sangat diperlukan. Karena memang mendengarkan itu sulit. Dibutuhkan energy atau keterampilan khusus untuk menahan mereka dengan kemampuan berbicara kita sebagai pengkhotbah. Pengkhotbah harus mampu melibatkan pendengar ketika berkhotbah. Karena jika mereka tidak terlibat, mereka tidak akan mendengar khotbah yang dapat mengubah mereka. Sesudah itu mereka bisa saja tidak datang ibadah minggu depan.

Salah satu khotbah yang melibatkan pendengar adalah menceritakan sebuah kisah. Cerita dalam sebuah khotbah hampir tidak dapat ditolak. Karena cerita bisa menjangkau dari yang kecil sampai dengan orang yang tua. Cerita injil harus diceritakan dengan baik dan penuh semangat. Selain itu dalam brkhotbah juga dapat mengunakan gambar atau mengangkat sebuat kasus yang relevan dengan kehidupan pendengar. Ini akan membantu pendengar sehingga tetap memberi perhatian pada apa yang mereka dengar. Jadi seorang pengkhotbah yang tahu bagaimana melibatkan pendengarnya adalah mampu menyatukan cerita dan gambar atau masalah, untuk menyatakan kebenaran kepada pendengarnya. Dan yang paling penting ialah mengatakan bahwa berkhotbah harus melibatkan, berarti, mengatakan bahwa berkhotbah harus menuntun orang untuk melibatkan Allah yang menjangkau mereka dengan Firman-Nya dan oleh Roh-Nya. Sehingga dengan metode bercerita dan melalui gambaran atau masalah membangun iman pendengar.

Langkah Kedua dalam berkhotbah ialah mengajar. Kecenderungan dari setiap orang adalah sulit untuk diajar. Cenderung memlih untuk lebih baik tidak terlibat dalam proses belajar. Seorang pengkhotbah harus memikirkan hal ini, jika pengajaran sudah masuk, dan pendengar benar-benar memahami Alkitab. Maka, disitulah kesempatan memberikan instruksi atau amanat bagi mereka untuk dikerjakan.

Selanjutnya dalam sebuah khotbah ingtrative seorang pengkhotbah harus memberikan tema pokok besar dari bagian khotbahnya.  Tema tersebut adalah hasil rangkuman dari teks Alkitab untuk para pendengar. Hal ini harus dilakukan, karena ketika mendapat tema besar semua yang lain menemukan tempatnya. Anderson mengatakan apabila hal itu tidak jelas, baik itu sasaran atau fokusnya, dalam hal itu kita sudah gagal. Akhirnya kita tidak akan dapat menarik minat para pendengar kita. Perlu di ingat dan disadari bahwa pada dasarnya teks Alkitab menawarkan satu ide besar untuk di beritakan. Dan untuk menemukan itu harus membaca dan menggali isi teks, dan harus memiliki kepekaan terhadap apa yang ingin Tuhan sampaikan kepad umatNya. Anderson menggambarkan, pada waktu Tuhan berbicara kepada Paulus dan kepada jemaat di Filipi, saya juga harus mendengar suara itu, untuk disampaikan kepada orang-orang yang saya layani. Jadi, pada waktu itu Tuhan berbicara dengan kuat, maka kekuatan yang samapun juga sampai kepada jemaat yang saya layani. Tuhan membuat diriNya dikenal di Bumi, dan ketika Ia berbicara, kita harus mendengarkan apa yang dikatanNya. Berikut ada beberapa ringkasan yang sangat penting pada saat berkhotbah yakni, mendefinisikan istilah, memesan, menyusun, menetapkan argument, membedakan komponen-komponen dan memperkuat klaim. Dan Inti dari semuanya adalah seorang pengkhotbah harus memberitakan Firman.

Elemen Ketiga, Injil yang menginsafkan. Para pengkhotbah perlu dengan sangat hati-hati dalam berkhotbah. Setiap kata atau gagasan yang disampaikan memiliki efek. Karena pengkhotbah harus bertanggungjawab atas apa yang ia katakan di hadapan Tuhan dalam penghakiman kelak. Dalam 2 Timotius 3, Paulus menetapkan dua bentuk otoritas pada pesan yang ia khotbahkan. Seperti otoritas primer dari Kitab Suci itu sendiri, yang dihembuskan oleh Allah dan karenanya layak untuk mengajar, menegur, dan mengoreksi (ayat 16-17).  Tetapi ada juga otoritas yang ditawarkan oleh kehidupan dan pengalaman pengkhotbah itu sendiri.  Kamu tahu pengajaran saya, "kata Paulus," cara hidup saya, penganiayaan dan penderitaan yang saya alami, tempat-tempat yang pernah saya alami "(lihat ayat 10-11). Dalam hal lain, Paulus menawarkan pengalamannya sendiri, pribadinya, keyakinannya sebagai bukti otoritas pesannya. Kebenaran adalah kebenaran, bahkan jika pengkhotbah tidak mempercayainya, tetapi ketika pengkhotbah mewujudkan keyakinan, pesan tersebut diresapi dengan otoritas yang tinggi. Orang-orang haus akan keyakinan pada masa postmodern ini.  Ciri mendasar postmodernitas adalah ketidakpastian. Itulah sebabnya Pengkhotbah hadir untuk memberikan kepastian melalui Injil, sehingga pendengar memiliki kesadaran diri dan percaya kepada Yesus. Jadi dalam zaman yang penuh dengan ketidak pastian ini, sebagai pengkhotbah harus menawarkan Injil.

Terakhir, langkah khotbah integratif adalah misi yang menginspirasi. Khotbah yang luarbiasa akan menghasilkan sesuatu. Ia tidak bisa diam semua akan diarahkan pada masa depan. Khotbah yang baik akan melibatkan pendengarnya, menginstruksikan dan mengarakan pendengarnya pada keyakinan. Apa maksud khotbah yang menginspirasi? Alkitab adalah Ilham dari Allah, yang di inspriasikan oleh Roh Kudus kepada penulis kitab. Dan tulisan yang di ilhamkan itu adalah tulisan yang menghidupkan. Karena Firman itu adalah hidup. Karena itulah khotbah yang menginspirasi harus menghidupkan kerohanian pendengar. Pada saat fokus pengkhotbah memberitakan Firman maka para pendengar mendapatkan Inspirasi sehingga dimungkin untuk mengambil bagian dalam misi.

            Jadi kesimpulannya adalah ketika berkhotbah harus melibatkan pendengar dengan bercerita, juga bisa melalui gambar dan fokus instruksi adalah tema dari teks, dan arah keyakinan adalah Injil.  Untuk mengarahkan orang-orang yang kita pimpin pada misi harus memberikan Inspriasi Injil. Allah sendiri menjalankan misi.  Seluruh tujuan pekerjaan Allah di dunia adalah untuk melihat kerajaan datang di bumi seperti di surga.  Oleh karena itu kita harus menerimanya sehingga dapat bermisi bersama. Itulah sebabnya kami berkhotbah kata Anderson.  Setiap kali kita berkhotbah, kita mengatakan kebenaran menjadi ada.  Membiarkan suara Roh di dengar lebih luas. Memperkuat jalan Raja, dan melihat kerajaan datang.  Berbicara kebenaran adalah cara untuk mewujudkannya. 


0 Response to "Fungsi Elemen-elemen dari Khotbah Integrtif"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel