ESKATOLOGI


Eskatologi

Pandangan yang berkembang dalam lingkungan Teologi konservatif yaitu Amillenialisme, posmillenialisme dan Premillenialisme.  Istilah “Millenium” berasal dari kata latin Mille, yang artinya “Seribu”.  Dalam Konteks Theologi, istilah tersebut mengacu pada pengertian kerajaan seribu tahun.  Ketiga pandangan inilah penulis akan memaparkan bagaimana  pemahaman yang berbeda mengenai Eskatologi.

            Agustinus adalah sosok pribadi yang memberikan kontribusi terbanyak terhadap pencetusan paham Amillenialisme. Sebelum dan sampai zaman Agustisnus gagasan Amillenialisme masih menyatu dengan sejumlah aliran tertentu yang dihasilkan oleh sekolah teologi alegoris di Aleksandria, paham ini tidak hanya menentang Premillenilisme, tetapi juga menolak sistem eksegetis Alkitab yang literal.  Kemudian sebelum masa Agustinus Amillenialisme menjadi doktrin utama bagi gereja Katolik Roma dan diadopsi secara bervariasi oleh sejumlah penganut protestan Reformasi.[1]

            Welley Pandensolang mengatakan dalam bukunya bahwa pandangan amillenialisme tidak menerima akan adanya kerajaan seribu tahun secara literal yang akan didirikan oleh Kristus di bumi di masa depan. Namun pandangan amillenialsme ini tidak menolak ajaran tentang kedatangan Kristus yang kedua.  Menurut pandangan tersebuat kitab wahyu 20:4-6 menunjuk pada pemerintahan yang sedang terjadi sekarang melalui hati orang-orang yang percaya kepada Kristus.  Sedangkan kerajaan, selama seribu tahun sudah dan sedang berlangsung saat ini di bumi, seiring dengan kemenangan Kristus yang memimpin umat-Nya atau gereja melalui Firman dan Roh Kudus, hingga kerajaan yang sempurnah terjadi dibumi baru yang akan datang.[2]   

            Dalam penafsiran alkitab kaum Amillenialisme memakai prinsip penafsiran yang bersifat non-literal atau rohani untuk memahami bagian Alkitab yang berkarakter Eskatologi.  Prinsip penafsiran tersebut terbukti dalam penafsiran atas perjanjian Allah kepada Abraham (Kej 12).  Kaum Amillenialisme menganggap bahwa janji-janji tersebut bersyarat.  Karena persyaratan itu tidak pernah terpenuhi, kaum ini menyimpulkan bahwa tidak ada penggenapan kerjaan tersebut secara literal dimasa depan.[3]

            Enns mengatakan dalam bukunya bahwa kaum  amillenialisme menantikan kemuliaan yang akan datang dan kerajaan yang sempurnah diatas bumi yang baru dalam kehidupan yang akan datang.[4]  Kedatangan Kristus yang kedu kali tidak seorangpun yang tahu, amillenialisme mengerti bahwa kedatangan Kristus yang kedua kali sebagai peristiwa yang terjadi satu kali. Kaum amillenialisme juga mengajarkan bahwa tujuan dari kembalinya Kristus adalah untuk memperkenalkan masa yang akan datang, keadaan pada masa kekekalan.  Hal demikian akan terjadi pada waktu kebangkitan orang mati dan penghakiman terakhir.[5]

            Pandangan Amillenialisme tentang kebangkitan orang mati dalam 1 Korintus 15:35-49 mengatakan bahwa tubuh dari orang percaya dalam arti fundamental (mendasar) akan identik dengan tubuh yang sekarang.   Kebangkitan orang percaya dan yang tidak percaya terjadi pada saat yang sama.  Dan itu terjadi pada saat kedatangan  Kristus yang kedua, itu juga manunjuk pada hari terakhir atau hari Tuhan, (1 Kor 15:2; Fil 3:21-22; 1 Tes 4:16).[6]   Pada hari penghakiman terakhir, padangan amillenialisme mengatakan bahwa pada akhir zaman dan diasosiasikan kedatangan Kristus yang kedua, kebangkitan semua orang dan inagurasi dari keadaan kekal.  Akan ada penghukuman umum “karena tujuan dari penghakiman orang hidup dan menentukan setiap individu pada tujuan akhir mereka”.[7]  Standar dari penghakiman Allah adalah mereka yang menerima wahyu dari PL mereka akan dihakimi, yang menerima wahyu dari PB juga akan dihakimi berdasarkan terang yang mereka terima. Dan akan ada level penderitaan bagi yang terhilang,(Luk 12:47-48).  Namun demikian orang percaya akan dibenarkan berdasarkan relasi mereka dengan Yesus Kristus dan bukan hanya itu mereka juga akan diberi upah beragam oleh karena kesetiaan mereka,(Luk 12:12-19; 1 Kor 3;10-15).[8]

            Dari segi status kekal kaum Amillenialisme mengajarkan bahwa orang percaya dan orang tidak percaya akan terus ada secara sadar dalam kekekalan.  Orang yang tidak percaya akan terus ada secara secara sadar dalam neraka.  Dan sebaliknya orang percaya akan menikmati surga secara kekal.[9]  Pada akhir zaman akan ada “regenarasi” (Mat.19:28), dimana akan ada pembaharuan dari ciptaan yang sekarang.  Orang percaya akan tiggal disurga selama-lamanya.  Orang percaya akan menikati kepenuhan hidup, akan melihat Allah dalam Yesus Kristus muka dengan muka, akan menemukan kepuasan penuh didalam Dia, akan bersukacita dan memuliakan Dia.[10]

            Postmellianisme didirikan pada abad 19 sampai abad 20 oleh sejumlah tokoh salah satunya adalah Charles Hodge.  Pandangan postmellianisme menjadi sangat populer pada abad itu karena konsepnya yang menekankan dan berorientasi pada pengembangan zaman kekinian. Oleh sebab itu secara teologis Postmellianisme beranggapan bahwa kerjaan Allah sedang terjadi melalui pemberitaan Injil dan karya penyelamatan Roh Kudus didalam hati setiap orang percaya, sehingga pada suatu saat melalui suatu masa yang panjang dunia dapat dikristenkan dan seluruh dunia akan dipenuhi oleh kedamaain dan kebenaran.  Dalam kondisi dunia yang sempurnah Kristus akan datang dan disertai dengan peristiwa kebangkitan dan penghakiman yang mendahului kerajaan kekal.[11]

Posmillenialisme ialah pandangan yang beranggapan bahwa kerajaan Allah saat ini sedang berlagsung secara meluas melalui pemberitaan Injil serta pekerjaan Roh Kudus dalam diri setiap orang percaya, hingga pada akhirnya dunia dapat dikristenkan seiring dengan  terjadinya suasana damai secara menyeluruh didunia. Dan seluruh dunia akan dipenuhi kedamaian dan kebenaran.[12] Enn juga mengatakan dalam bukunya bahwa Postmellianisme sebagai pandangan dari hal-hal akhir yang berpegang bahwa kerajaan Allah sekarang diperluas didunia melalui pemberitaan Injil dan pekerjaan penyelamatan dari roh Kudus dalam hati individu-individu.[13]

Istilah dari Posmellianisme berarti Kristus akan kembali setelah “millenium”.  Kaum ini mengadopsi pandangan optimistik dalam kaitan dengan zaman sekarang, mengharapkan masa masa emas dari perkembangan zaman, gereja yang berdampak pada setiap dimensi kehidupan: ekonomi,sosial, kultural dan politik.[14]  

            Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kedamaian dan kesempurnaan yang akan terjadi dibumi kelak secara langsung bukan merupakan karya Kristus sebagai Raja Damai melainkan sebagai usaha gereja dan manusia.  Dengan kata lain bahwa ketika Yesus datang ke dunia bukan untuk memulihkan dan meperdamaikan ataupun mendirikan kerajaan, tetapi hanya sekedar dalam dunia yang sudah damai dan penuh dengan kebenaran dan kesempurnaan itu.[15] Pandangan posmillenialisme juga meyakini bahwa suatu saat masyarakat dunia akan menjadi orang-orang yang suci demi mewujudkan keadaan dunia yang damai.  Setelah masyarakat dunia hidup suci maka, Kristus akan diundang untuk mengendalikan planet yang sudah bersih dan aman.[16]

            Benjamin mengatakan bahwa pada umumnya postmellianisme menerima pandangan premillenialisme dan sebaliknya menolak amillenialisme yang memandang penggenapan dalam kitab Wahyu 20 secara simbolis.  Perbedaannya dengan premillenialisme adalah bahwa postmellianisme menganggap penunjang kuda yang dijelaskan dalam kitab wahyu 19 menunjuk kepada gambaran kemenangan Kristus atau para musuhnya melalui pemberitaan Injil yang telah dilakukan oleh gereja masa kini.  Sedangkan Premillenialisme melihat figur penunjang kuda itu secara literal yaitu menunjuk kepada Kristus.[17]  Menurut Postmelianisme penglihatan yang ada dalam kitab Wahyu 19 itu sama sekali tidak menekankan proses  kemenangan Kristus dalam kedatangan-Nya yang kedua menjalang dimulainya kerajaan seribu tahun. 

            Esensi dan karakter utama pandangan postmellianisme ialah adanya suatu “kemajuan” masyarakat damai secara bertahap menuju kesempurnaan yang akan datang.[18]  Dan kemajuan tersebut dapat dilihat melui beberapa hal:  Pertama. Adanya kemajuan Injil tersebut diyakini dapat mengkristenkan semua masyarkat dunia. Kedua.  Adanya kemajuan dunia yakni terjadinya perkembangan dunia secara global dalam bidang kerohanian dan meterial yang mnyebabkan dunia secara profesional menjadi semakin baik oleh karena berita Injil semakin diperluas. Ketiga.  Terjadinya perubahan secara besar-besaran dalam bidang transportasi khusunya sarana otomotif dan juga kemajuan dalam duni pendidikan.  Semua tersebut merupakan kemenangan dari Injil dan relasi dari kerajaan millenium dibumi. 

            Secara eskatolgi postmellianisme mengajarkan bahwa Kristus akan kembali ke bumi setelah dunia diperbaiki dan dipenuhi dengan kedamaian.  Mengenai kebangkitan orang mati dan penghakiman, postmellianisme setuju dengan pandangan amillenianisme yang mengatakan kebangkitan dan penghakiman orang mati yang percaya dan tidak percaya terjadi secara serentak.  Ketika Kristus datang kedua kali pada akhir zaman kehidupan kekal akan diberikan bagi orang-orang benar sedangkan hukuman kekal disediakan bagi orang-orang yang melakukan kejahatan.[19]

            Istilah Premillenialiseme berarti bahwa Kristus akan kembali sebelum millenium untuk mendirikan pemerintahan di dunia-Nya selama seribu tahun.[20] Premillenialisme percaya bahwa gereja akan mengalami pengangkatan ketika Kristus datang di angkasa (1 Tes 4:13-18) sebelum masa tribulasi.  Dan pada masa tribulasi Allah akan menghakimi bangsa-bangsa yang tidak percaya dan Israel yang tidak taat.  Ia akan menyelamatkan kedua bangsa itu ketika mereka percaya kepada Yesus dimasa kesusahan tersebut.  Dan pada akhir masa tribulasi Kristus akan turun ke Bumi untuk mendirikan kerajaan seribu tahun sesudah membelenggu setan (Why 20:1-6).

            Pandangan premillenialisme sudah ada pada masa bapa-bapa gereja walaupun pandangan tersebut belum terbentuk secara sistematika dan diajarkan secara intensip sebagai doktrin utama kristiani. Yustinus Martir (110-165) menulis bahwa orang kristen mula-mula sangat yakin akan ada kebangkitan orang mati yang diikuti dengan berdirinya kerajaan seribu tahun secara literal di dunia.[21]

            Seiring dengan perkembangan doktrin pandangan premillenialisme terbagi menjadi dua bagian yaitu premillenialisme dispensionalisme dan permillenialisme sejarah.  Perbedaan tersebut disebabkan oleh perbedaan metode penafsiran dari kedua kelompok.  Secara umum premillenialisme dispensional berpegang teguh pada prinsip penafsiran literal.  Ini adalah suatu metode penafsiran yang memberikan pengertian yang sama terhadap setiap kata dengan arti yang normal, baik dalam tulisan, perkataan, maupun pemikiran  para penulis Alkitab.  Metode ini juga menekankan pada pengertian literal berdasarkan pendekatan dan pemahaman secara normal bagi semua bagi semua kata dan bahasa didalam Alkitab.  Sedangkan premillenialisme sejarah cenderung menggunakan prinsip penafsiran alegoris atau rohani.[22]  Premillenialisme sejarah berpendapat bahwa menurut Wahyu 19:6-10, ketika Kristus datang kedua kali akan diadakan pesta perkawinan Anak Domba dengan semua orang percaya, yakni gereja sebagai pengantin wanita.  kedatanganNya juga akan mengalahkan dan menghukum semua musuh, membinasakan binatang dan nabi palsu kedalam lautan api (Why 19:20), serta mengikat iblis selama seribu tahun (Why 20:1-3) dan menghukumnya dalam lautan api (Why 20:10).  Dan dalam Wahyu 20:4-5 Permillenialisme sejarah menjelaskan tentang kebangkitan semua orang percaya dari segala zaman.  Tidak ada pemisahan antara kebangkitan gereja dengan kebangkitan orang suci perjanjian lama.[23]

            Premillenialisme sejarah  mengajarkan bahwa kerajaan millenium atau pemerintahan Kristus bukan dimulai pada saat yang akan datang tetapi sudah diawali sekarang ini di soraga.[24]  Penganut premillenialisme sejarah yang diwakili oleh Ladd, memiliki pandangan yang sama dengan postribulasi yang berpendapat bahwa gereja akan masuk dan akan mengalami masa tribulasi selama tujuh tahun.  Ledd mengatakan bahwa siksaan pada masa tribulasi bukan merupakan murka Allah, melainkan ujian dan cobaan bagi gereja.  Setelah peristiewa dahsyat itu berakhir, gereja dan seluruh orang saleh perjanjian lama akan dibangkitkan secara bersama-sama untuk masuk kedalam kerjaan Kristus. [25]

Kesimpulan

            Ketika membaca beberapa pandangan yang menjelaskan tentang bagaima keadaan yang akan terjadi pada masa millenium. Penulis menyimpulkan bahwa kedatangan Kristus yang kedua kalinya untuk meghakimi dunia ini akan benar-benar terjadi.

            Penulis juga membuat satu pemahaman tentang hari kedatangan Kristus yang ke dua. Penulis memiliki pandangan bahwa ketika Yesus naik kesurga dan datang kali ke dua kedalam dunia ini untuk mengangkat orang-orang yang hidupnya suci, orang-orang percaya yang hidup akan diangkat  menyongsong Tuhan diawan-awan dan orang-orang yang telah mati yang percaya akan dibangkitan.  (1 Tesalonika 4:13-18).  Demikianlah kita akan tinggal bersama-sama dengan Tuhan.  Dimana Aku berada kamu pun berada (Yoh 14:3). Dan pada hari penghakiman Kristus akan datang bersama orang-orang kudusNya untuk menjadi hakim dan memerintah selama seribu tahun lamanya Wahyu 20:4-6.

            Dan yang paling penting adalah untuk menantikan hari kedatang Kristus yang kedua adalah sebagai orang percaya harus tetap setia, sadar, dan terus berjaga-jaga dan senantiasa menjaga kesucian hidup, berjalan dalam jalurnya Tuhan dan percaya apa kata Firman Tuhan.

Demikianlah Paper yang penulis buat, biarlah setiap yang membacayanya dapat membantu untuk memahami Eskatologi. 

Amelianisme

ü  . tidak meyakini kerajaan seribu tahun secara harafia

ü  Gereja akan mengalami penganiaayaan yang sangat berat

ü  Kedatangan Kristus hanya terjadi satu kali (bersifat tunggal)

ü  Pemerintahan Kristus sudah dimulai dari sekarang melalui Roh Kudus dan gereja

ü  Penafsiran alkitab secara non-literal (alegoris)

ü  Kebangkitan bersifat umum (orang percaya dan tidak percaya)

ü  Penghakiman orang percaya akan bersama-sama dengan Tuhan

Postmileanisme

ü  Kerajan seribu tahun terjadi melalui pemberitaan injil

ü  Tribulasi (masa kesengsaraan) sudah dimulai dari sekarang

ü  Kedatangan Kristus hanya satu kali

ü  Penghakiman terakhir ditentukan oleh sikap terhadap Tuhan

Premillenialisme

ü  Prinsip penafsiran literal

ü  Gereja diangkat : orang mati akan diangkat, yang hidup dan percaya akan diubahkan menyongsong Tuhan di angkasa

ü  Akan terjadi tribulasi selama 7 tahun : 3,5 th tribulasi, 3,5 tahun kesusahan besar

ü  Setelah tribulasi 7 tahunterjadi penginjilan yang membuat israel bertobat

ü  Terjadinya kerajaan seribu tahun iblis di ikat, terjadi kedamaian,

ü  Iblis dilepaskan dan menyesatkan bangsa-bangsa

ü  Terjadila perng harmagedon

ü  Terjadilah kebangkitan kedua bagi orang yang tidak percaya

ü  Pengadilan takhta putih.

0 Response to "ESKATOLOGI"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel