LAPAR DAN HAUS
Matius
5:6
“Berbahagialah
orang yang lapar dan haus akan kebenaran,
karena mereka akan dipuaskan”
Salam Sejahtera bagi kita semua.
Kesempatan kali ini penulis akan mengajak setiap pembaca untuk memahami satu
ayat dari Matius 5: 6 tentang ucapan bahagia yang diucapkan oleh Tuhan Yesus. Kita
perlu ketahui bahwa Matius pasal 5-7 merupakan khotbah Tuhan Yesus di Bukit.
Karenanya melaui pembacaan ayat di atas ada beberapa hal yang akan kita
pelajari bersama-bersama. Pertama, berbahagialah,
Kedua, lapar dan haus akan kebenaran,
Ketiga, akan dipuaskan.
1.
Berbahagialah
Kata ini tidak dimaksudkan untuk
menjelaskan persaan bahagia seseorang. Terjemahan yang lebih tepat untuk
menjelaskan arti kata tersebut yaitu “diberkatilah”, dalam bahas Inggris blessed, artinya orang yang diberkati
adalah orang yang berbahagia. Maka, hasilnya akan seperti: Berbahagia/
diberkatilah orang yang lapar dan haus akan kebenaran karena mereka akan
dipuaskan.
Jikalau
kita ditanya adakah diatara kita yang tidak ingin bahagia? Semua pasti akan
menjawab tidak ada, sebab tidak satu manusia pun yang menginginkan hidup dalam
penderitaan melainkan menginginkan hidup bahagia dan diberkati.
2. Lapar dan haus akan kebenaran
Ucapan Tuhan Yesus ini, merupakan kata kiasan yang
artinya menunjuk pada kerinduan atau ingin sekali atau sangat menginginkan
(Baca. Maz. 42:2, 3; Maz. 63:2). Dan ini adalah pertanda dari kehidupan yang
sehat dari setiap orang, sebaliknya, jika tidak lapar atau haus, itu justru
menunjukkan keadaan tidak baik, atau sedang sakit, atau sudah tidak bernyawa
lagi alias mati. Karena itulah jika seseorang merasa lapar dan haus pasti ada
wujud atau tindakan yang dihasilkan, yaitu mencari makan dan mencari minum.
Penulis meyakini bahwa setiap kita memliki pemahaman yang sama
bahwa lapar dan haus itu terjadi setiap hari dan jikalau orang yang lapar dan
haus itu tidak mendapatkan yang diinginkannya, maka orang tersebut akan
menderita. Pada ayat yang sudah kita
baca memberitahu kita bahwa orang yang disebut berbahagia adalah orang
yang lapar dan haus akan kebenaran, maksudnya adalah orang yang rindu pada
hal-hal rohani, rindu akan suatu hubungan yang baik dengan Allah dan rindu
untuk dapat hidup dengan benar dihadapan Allah.
Tuhan Yesus menggunakan
kalimat sederhana yakni “lapar dan haus” yang terjadi setiap hari, itu untuk
menggambarkan mestinya kerinduan hati kita terhadap kebenaran terus terjadi
setiap saat. Kerinduan terhadap kebenaran harus besar harus menjadi kesukaan
besar, jika tidak rohani kita tidak bertumbuh.
Sekarang coba kita lihat ada banyak orang di dunia ini, hanya rindu pada
hal-hal duniawii atau materi, seperti sex, uang, kekuasaan, kedudukan, hiburan,
makanan atau minuman dan lain-lain. Martin Luther berkata bahwa masalah manusia
yang paling mendasar adalah bahwa “jiwanya telah dibelokkan”, mengarah pada
dirinya sendiri atau egoi. Karena itu, Firman Tuhan yang di ucapkan Tuhan
Yesus, memperingatkan kita terhadap hal-hal tersebut (Baca. Luk 21:34-36).
Ternyata orang yang diberkati dan berbahagia adalah orang yang rindu pada kebenaran
dan kesucian.
Sadar akan dosa (Mat. 5:3)
dan sedih karena dosa (Mat 5:4) itu tidaklah cukup. Harus disertai dengan
keinginan untuk menjadi suci (Mat 5:6). Kerinduan pada kesucian ini tidak
terpisahkan dari kebencian pada dosa. Pertanyaan penting bagi kita adalah
apakah kita membenci semua dosa? Jikalau kita rindu pada kesucian dan benci
pada dosa, itu adalah pertanda bahwa rohani kita hidup dan sehat; tetapi sebaliknya
jikalau kita tidak rindu pada kesucian, tetapi mencintai dosa, itu pertanda
bahwa rohani kita sedang sakit atau mati.
Maka, kerinduan pada kesucian atau kebencian pada dosa itu harus
ada wujudnya, yaitu mencari Firman Tuhan (Baca Alkitab dan Saat Teduh), karena
Firman Tuhan merupakan alat Tuhan untuk menyucikan kita (Yoh. 15:3; Yer. 23:29a).
Berdoa supaya Tuhan menolong kita dalam kelemahan (Mat. 26:41). Menjauhi pencobaan
(Mat. 6:13a), akan menjadi sangat aneh jikalau kita berdoa sesuai dengan
kalimat ini, tetapi kita justru mendekati pencobaan. Karena itulah, kerinduan untuk
hidup suci atau hidup dalam kebenaran harus ada tiap hari. Dan kalau kita tidak
lakukan atau turuti, kita akan menderita.
Pertanyaan penting yang perlu direnungkan: Apakah kita merasa menderita kalau kita tidak bisa datang dalam ibadah, atau tidak berdoa dan tidak baca Firman? Kita mungkin sukar untuk melewatkan satu hari tanpa makanan jasmani, tetapi bagaimana satu hari kalau tanpa makanan rohani? Apakah kita menderita atau tenang-tenang saja?
3.
Akan dipuaskan
Apa artinya, Pertama akan mendapatkan Kesucian (secara bertahap). Mengapa
kesucian kita tidak bertumbuh? Mungkin karena kita tidak betul-betul rindu pada
kebenaran. Penulis yakin bahwa jikalau kita benar-benar rindu, kita pasti akan
bertumbuh dan kita akan hidup dalam kebenaran. Kedua, akan bersukacita. Setiap orang Kristen yang sungguh-sungguh
pasti akan bersukacita pada waktu mendengar Firman Tuhan. Dan pada waktu mentaatinya
kita juga akan merasakan sukacita (Yes 48:18).
Jadi, akan berbahagia
atau diberkatilah kita yang memiliki kerinduan besar terhadap kebenaran, semua
itu tidak akan sia-sia karena kita akan dipuaskan atau dikenyangkan oleh
kebenaran Allah dalam Kristus Yesus Tuhan kita.
Kiranya kita semakin
bertumbuh dan semakin mengasihi Tuhan yang telah mengasihi kita dengan kasih
yang sejati.
Amin
Tuhan Yesus memberkati
0 Response to "LAPAR DAN HAUS "
Post a Comment