Metode Khotbah Intgratif

        

Khotbah

    Setelah kita membahas bagian pertama sampai bagian ketiga, disana gambaran tentang khotbah integratif paling tidak sudah dapat kita pahami bersama. Sekarang kita akan masuk bagian terakhir mengenai khotbah integratif. 

Metode Khotbah Intgratif

Pada bagian ke empat ini, Anderson menyajikan poin-poin praktis untuk metode khotbah intergratif. Pertama, Metode Integratif dalam proses pengabaran adalah penemuan. Hal utama yang harus lakukan dalam hal ini adalah memahami apa yang dikatakan dan di inginkan Tuhan melalui pemberitaan Firman-Nya. Dan tujuan penemuan itu adalah pesan. Kedua, mengindentifikasi teks alkitab dan topik yang sesuai. Perlu diingat bahwa semua khotbah yang benar-benar alkitabiah adalah tekstual, karena mengungkapkan kebenaran. Ketiga, baca teks dan orang-orang. Ini menjelaskan bahwa pembacaan teks kita, tercermin dalam hidup kita bersama-sama dengan mereka. Keempat, kumpulkan materi yang relevan. Menunjuk pada mengumpulkan point-poin yang akan diproklamirkan, doa dan gambar. Dan Kelima, menyaring pesan dalam bentuk konsep. Semua hal ini dikembangkan dengan mata ke arah pendengar dan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.

Dikatakan merakit sebuah Khotbah berarti berkhotbah dengan cara yang sangat baik. Anderson menjelaskan ibarat seperti theknologi yang dibuat dengan sangat canggih dengan satu tujuan yang baik dan berguna. Orang tidak tau bagaimana sulitnya cara membuat teknologi yang canggih tersebut. Demikian hal nya dengan sebuah khotbah. Jemaat tidak akan bertanya bagaiamna cara kita mempersiapkannya ketika mereka telah mendengar khotbah yang baik. Mereka tidak tahu bagaimana khotbah itu bisa muncul. Dan teknik apa yang digunakan sehingga membuat mereka disadarkan. Jadi khotbah yang luar biasa, dan berkuasa adalah khotbah dapat mengubahkan. Karena Firman dengan murni diberitakan.

Seorang pengkhotbah harus menguasai hasil. Pada proses pemberitaan yang integratif tahap ketiga yaitu penguasaan. Untuk mencapai hal itu, maka proses penemuan yakni menggali dari teks harus dilakukan sesudah itu menuangkannya untuk disampaikan kepada pendengar berdasarkan pesan yang Tuhan inginkan. Dan sesudah semuanya itu barulah diteguhkan di dalam doa. Di hadapan Allah, kata Paulus kepada Timotius, kamu harus memberitakan Firman (2 Tim. 4: 1-2).  Sebagai orang-orang yang memperhatikan Allah, kita memberikan apa yang kita dengar terhadap apa yang Dia katakan dan itu akan mengubah kita pada saat mendengarkannya.

Anderson menutup bab terakhir untuk dilakukan oleh seorang pengkhotbah yakni membuat naskah lengkap. Ia mengatakan bahwa biasanya jika menghasilkan naskah yang lengkap akan menghasilkan presentasi yang lengkap dan lebih formal. Sebelum menyampaikan secara lisan ada baiknya menuliskannya dalam bentuk naskah.

Dengan mengacu pada model khotbah integrative, munkin dapat menyortir diri sendiri di sepanjang horizontal. Tidak perlu teolog untuk menyatakukan otak dengan hati. Tetapi jika ingin menemukan garis bujur, garis vertikal yang membawa sorga bagi manusia, kita akan mebutuhkan solusi yang berbeda. Kita harus memiliki spritualitas yang baik sebagai pengkhotbah. Tuhan Yesus memiliki tujuan dalam hidup setiap kita sehingga dengan anugerahnya Ia mempercayakan FirmanNya kepada kita. Maka khotbahkanlah Firman dengan kuasa dari Roh Kudus. Biarkan Firman berbicara melalui pengkhotbah, libatkan mereka, berikan intstruksi agar mereka bermisi. Sehingga kita dapat melihat kerajaan Allah datang dibumi seperti di sorga.

demikianlah review dari buku Integrative preaching kiranya dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Soli Deo Gloria.


0 Response to "Metode Khotbah Intgratif"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel