KISAH SUMUR ISHAK

 

Pertanyaan yang muncul dari temah kali ini ialah siapa yang berhak atas sumur yang di lembah Gerar itu? Ishak atau Abimelekh?

Untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus merunut satu generasi ke atas yaitu kepada Abraham yang menggali sumur itu.

Begini kisahnya:

Abraham pernah tinggal di Gerar sebagai orang asing. Dia menggali sumur di sana. Tetapi kemudian, hamba-hamba Abimelekh merampas sumur itu.

Tetapi Abraham menyesali Abimelekh tentang sebuah sumur yang telah dirampas oleh hamba-hamba Abimelekh. (Kej.21:25)

Alkitab menggunakan istilah "merampas" (seized) artinya mengambil yang bukan haknya, artinya sesungguhnya Abrahamlah yang berhak atas sumur itu sekalipun terletak di tanah Gerar, wilayah Abimelekh.

Abimelekh pun mengakui hal itu.

Jawab Abimelekh: "Aku tidak tahu, siapa yang melakukan hal itu; lagi tidak kauberitahukan kepadaku, dan sampai hari ini belum pula kudengar." (Kej.21:26)

Jawaban Abimelekh ini menyiratkan bahwa hamba-hambanya bersalah dalam hal sumur itu, dan tidak seharusnya melakukan perampasan. Ini memperkuat bukti bahwa Abrahamlah yang berhak atas sumur itu.

Akhirnya mereka mengikat perjanjian yang isinya: Abrahamlah yang menggali sumur itu.

Mengapa mereka perlu mengikat perjanjian? 

Mereka mengikat perjanjian untuk menegaskan siapa yang berhak atas sumur itu, yakni: orang yang menggali, ialah: Abraham.

Mengacu pada cerita di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sumur yang digali Ishak pada generasi berikutnya di tempat yang sama, Ishaklah yang berhak atasnya, sekalipun terletak di lembah Gerar. 

Dengan demikian, Ishak mengalah atas sumur itu, yaitu ketika para gembalanya bertengkar dengan para gembala Abimelekh, maka Ishak mengalah dan menggali sumur lain; bertengkar lagi, Ishak mengalah dan menggali sumur lain, bukanlah karena Ishak tidak berhak atas sumur itu, melainkan karena ketaatannya kepada TUHAN, dan karena dia hanya berharap kepada TUHAN.

Haleluya!

Share this post