Bunuh diri dan Theologi Kristen

Bunuh diri terologi kristen

Blauner dalam bukunya yang berjudul “How Stay Alive When May Brain Was Trying To Kill Me: One persons guide to suicide prevention” mengatakan beberapa orang yang berpikir untuk bunuh diri dalam keadaan krisisnya bahwa ketakutan akan neraka telah menghalangi niatnya untuk membunuh diri mereka sendiri. Tetapi apabila mengatakan bahwa bunuh diri akan membawa mereka ke neraka mungkin tidak akan membuat mereka membatalkan niatnya. Sebab neraka yang mereka alami dalam diri mereka mungkin lebih buruk dari pada neraka kekal yang mereka takuti. Hal ini sama seperti yang dikatakan oleh Sorang ahli kimia dalam catatan bunuh dirinya, “jika ada siksaan yang lebih buruk dari pada yang saya alami, maka saya harus melihatnya sendiri. 

Disisi lain ada juga yang beranggapan bahwa mati karena bunuh diri merasa bahwa mereka akan pergi ke sorga. Saya mengutip apa yang dikatakan oleh Stephen Tong yang mengingatkan orang macam ini, jangan pikir sesudah bunuh diri masalahmu selesai, jangan lupa masih ada masalah kedua yang harus dihadapi dalam kekekalan. Sebelum bunuh diri pikirkan terlebih dahulu. 

Pertanyaan yang perlu dipikirkan adalah jika orang Kristen bunuh diri apakah dia masuk surg atau neraka? Untuk jawaban dari pertanyaan ini melahirkan jawaban yang beragam dari kalangan kristen termasuk para pendeta. Ada yang mengatakan bahwa bunuh diri itu adalah dosa karena itu untuk mencegahnya harus menjelaskan tentang kemurahan Allah. Beberapa yang lain menjawab karena konsep bunuh diri dalam Alkitab secara eksplisit tidak dijelaskan. Dan sebetulnya apabila ini yang terjadi, itu menunjukkan kurangnnya pemahaman tentang hal yang Alkitab katakan dan yang tidak dikatakan. Dan bisa jadi karena alasan ini jugalah mungkin kebanyakan para rohaniawan termasuk yang sangat religi sekalipun, kebingungan menangani kasus bunuh diri. 

Karena itulah melalui tulisan singkat ini kita akan melihat Teologi kita mengenai bunuh diri dan memperbaikinya sehingga kita dapat menyelamatkan orang yang akan bunuh diri. Kita akan fokus pada dua poin besar yaitu:

1.Pandangan bahwa bunuh diri itu bukanlah dosa

Dalam kasus-kasus tertentu memang kelihatannya sangat sulit ketika mengatakan bahwa bunuh diri itu bukanlah dosa. Dan mungkin ada beberapa orang Kristen juga yang beranggapan bahwa bunuh diri bukanlah dosa, alasannya karena orang yang membunuh dirinya adalah korban dari kegilaan ataupun kerusakan setan, sehingga tidak dapat memberikan keputusan yang yang rasional. Dengan kata lain apabila ada orang yang hendak bunuh diri karena kasus demikian bukanlah dosa. Hebatnya lagi adalah mengutip ayat-ayat Alkitab (dalam Hab.9:52-54;Hak 16:30; 1 Sam.31:4-5; 2 Sam 17:3; 1 Raja.18:18; Mat. 27:5; Kis 1:18) semua ayat ini tidak ada satupun yang mengutuk perbuatan itu. 

Ada juga yang menganggap bahwa bunuh diri itu tidak dosa karena kebungkaman gereja mula-mula, bahkan mereka rela mati. Ada juga yang mengatakan bunuh diri diperbolehkan karena ada tokoh filsuf seperti Prodikos mengatakan untuk melepaskan diri dari kesusahan lebih baik bunuh diri. Tentu pandangan di atas harus dikoreksi dan diperbaiki berdasarkan terang Firman Tuhan.

2.Pandangan bahwa bunuh diri itu adalah dosa

Orang percaya yakin bahwa bunuh diri adalah dosa, kita yakin bahwa kebungkaman Alkitab yang tidak memberikan penjelasan secara eksplisit bukan berarti diizinkan. Dasar paling penting untuk menjawab bahwa bunuh diri itu adalah dosa karena perintah dalam hukum yang ke enam yakni jangan membunuh (Kel. 20:13; Ul. 5:17). Ada satu ayat dalam Alkitab di dalam Kejadian 9:6 bahwa siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia. Agustinus mengatakan mereka yang membunuh diri sendiri tidak memiliki kehidupan yang lebih baik setelah kematian, oleh karena itu membunuh diri adalah sebuah kejahatan. 

Pada poin pertama bahwa mati martir sepertinya dibiarkan dalam Alkitab, itu tidak benar, karena Martir mati demi kebenaran dalam Kristus (Injil) bukan mati karena membunuh diri sendiri. 

Mengapa bunuh diri adalah dosa karena berhubungan dengan kesucian hidup. Calvin percaya bahwa bunuh diri itu adalah dosa, ada tiga hal: Pertama, hanya Tuhan yang dapat mengambil kehidupan, Kedua, bunuh diri bertentangan dengan pemeliharaan diri dan terakhir orang dapat bertahan dari kuasa si jahat.

Bunuh diri juga terjadi karena kurangnya iman orang tersebut. Bonhoeffer mengatakan bahwa karena ada Allah yang hidup, karena itu, bunuh diri merupakan perbuatan tercela: dosa ketidakpercayaan, tidak memperhitungkan dalam hal baik atau buruk adanya Allah yang hidup, itu adalah dosa. 

Demikianlah artikel singkat ini.

Tuhan Yesus memberkati


0 Response to "Bunuh diri dan Theologi Kristen"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel