SEJARAH BANGSA ISRAEL

  

Sejarah Bangsa Israel


BAB I PENDAHULUAN 

Pembebasan bangsa Israel dari perbudakan Mesir. Setelah berjanji bahwa benih Abraham akan mewarisi negeri Kanaan, Allah berfirman kepada Abraham (sebelum 1933 SM), ”Engkau dapat mengetahui dengan pasti bahwa benihmu akan menjadi penduduk asing di suatu negeri yang bukan milik mereka, dan mereka akan melayani orang-orangnya, dan orang-orang itu pasti akan membuat mereka menderita selama empat ratus tahun. Tetapi bangsa yang mereka layani akan kuhakimi, dan setelah itu mereka akan keluar dengan banyak harta benda.  Tetapi pada generasi yang keempat, mereka akan kembali ke sini, karena kesalahan orang Amori belum genap.” (Kej 15:13-16).

Periode 400 tahun penderitaan berlangsung dari tahun 1913 sampai tahun 1513 SM. Periode itu juga adalah masa kebaikan hati, atau toleransi ilahi, yang diulurkan kepada orang Kanaan, yang suku utamanya adalah orang Amori. Menjelang tahun 1513 SM, kesalahan orang Kanaan akan genap; mereka benar-benar pantas diusir sepenuhnya dari negeri itu. Sebagai langkah awal pelaksanaan pengusiran itu, Allah memalingkan perhatian-Nya kepada umat-Nya di Mesir, membebaskan mereka dari perbudakan dan mengatur agar mereka memulai perjalanan kembali ke Tanah Perjanjian (Kej 15:13-16).

Selanjutnya Penulis akan memaparkan sejarah bangsa Israel keluar dari mesir, pada waktu di Mesir, tujuan Allah membawa umat Israel, dan makna-makna teologis dari keluarnya bangsa Israel.

BAB II SEJARAH BANGSA ISRAEL KELUAR DARI TANAH MESIR  DAN APA MAKNA TEOLOGISNYA

A.Sejarah Bangsa Israel Keluar dari Mesir

Telah ada 9 tulah didatangkan atas Mesir, tetapi Firaun tidak merubah hatinya. Ketika merasakan hukuman berat itu, menjanjikan akan menginjinkan orang Israel berangkat, setelah tulah lenyap, ia menegarkan hatinya dan mengingkari janjinya.  Untuk kesekian kalinya Allah mendatangakn dengan hukuman yang sangat beratnya atas Mesir sehingga mereka terpaksa melepaskan bangsa Israel.  Pada saat orang Israel merayakan paskah, Tuhan memalu segala anak sulung orang mesir.  Pada malam hari semua anak sulung manusia dan binatang mati,  oleh karena penyakit hebat yang mendatangkan maut dengan tiba-tiba, sehingga penduduk itu berkabung.  Dengan tulah itulah Firaun menyampaikan perintah kepada Musa untuk berangkat dengan membawa semua milik mereka.  juga orang-orang Mesir mengusir mereka: “nanti kami Mati” (Keluaran 12:33),  dan bangsa mesir berkata bahwa jika mereka tidak berangkat makan akan terjadi lagi hukuman-hukuman yang sangat berat yang akan membunuh mereka.  iyulah sebabnya mereka membujuk orang-orang Israel berangkat.

Dalam keberangkatan mereka bangsa israel berangkat dengan membawa adonan bagi mereka dan juga mereka meminta kepada orang-orang Mesir itu benda-benda emas dan perak serta pakaian, seperti yang dipesankan Tuhan dengan Musa (Kel 3:21;22).   Jumlah orang Israel yang meninggalakan negeri Mesir sekitar 600.000 orang laki-laki dewasa.  David juga menambahkan jumlah mereka yang keluar dari mesir bersama-sama dengan permpuan dan anak-anak sekitar 3 juta.  Israel berada di Mesir selama 340 tahun lamanya. 

a.1 Israel di Mesir 

Tuhan telah menyatakan kepada Abraham, bahwa keturunannya akan berdiam 400 tahun lamanya dinegeri asing (Kej 15:13).  Waktu telah tiba bahwa bangsa Israel harus meninggalkan Kanaan, supaya jangan bercampur dengan bangsa Kanaan, orang kafir yang tidak termasuk dalam perjanjian Allah (Kej 38:2,6) negeri asing itu ialah Mesir.  Selama berdiam di Mesir mereka berkembang manjadi satu bangsa.  Akhirnya aniaya terjadi untuk membangkitakan keinginan mereka pulang ke Kanaan yakni tanah perjanjian itu.  Dan pada waktu itu berkuasalah Firaun dan ia takut melihat bertambah besarnya kekuatan Israel.  Oleh karena itulah ia menganiaya dan mencoba memusnahkan mereka.  Snock mengatakan dalam bukunya ada beberapa hal kerja paksa yang harus dikerjakan oleh bangsa Israel:  Pertama. Mengerjakan tanah liat dan batu bata, Kedua. Membangun kota-kota perbekalan : pitom dan Raamses, Ketiga pekerjaan dipadang (pekerjaan pengairan), Keempat perintah kepada bidan-bidan untuk membunuh anak-anak lelaki waktu dilahirkan (Sifra dan Pua), Kelima Perintah supaya anak-anak lelaki dibuang disungai.   Yang menarik disini adalah semakin mereka dianiaya jumlah mereka semakin bertambah dan bagsa israel berada di Mesir 430 tahun lamanya.

a.2  Israel keluar dari Mesir

Melihat penindasan yang demikian, Tuhan memanggil dan melatih Musa untuk memimpin bangsa Israel keluar dari tanah Mesir supaya dapat menyembah dan melayani Tuhan dengan bebas. Pemilihan dan pemanggilan Musa dinyatakan melalui berbagai pengalaman seperti, diselamatkan dari ancaman mati pada waktu masih bayi (2:1-10), menerima penyataan dan panggilan Tuhan secara langsung yang disertai dengan mujizat (semak duri yang menyala-nyala, tongkat menjadi ular, tangannya yang  terserang penyakit kusta).  

Kitab Keluaran mencatat bahwa setelah kesepuluh tulah, Firaun membebaskan bangsa Israel meskipun ia mengejarnya kembali melaui kereta-keretanya (14:7). Tetapi Tuhan menyelamatkan mereka dengan suatu keajaiban di Laut Teberau dan orang Mesir di hukum mati. Sepanjang perjalanan mereka dari Laut teberau sampai ke Rafidim Tuhan menyertai mereka dengan beberapa mujizat seperti: air pahit menjadi manis di Mara (15:23-26), daging dan manna disediakan dipadang gurun Sin (16:1-36), air keluar dari batu Rafidim (17:1-7), kemenganan atas orang Amalek ( 17:8-16). Allah melakukan berbagai mujizat ini agar bangsa Israel percaya kepadaNya. Namun bangsa Israel tidak melakukan itu, mereka bersungut-sungut, bahkan mencobai Tuhan. Tetapi sebelum peneguhan Perjanjian di Sinai mereka belum di hukum Tuhan.

a.3. Israel dipadang Gurun Sinai

Setelah orang Israel berjalan selama tiga bulan sejak keluar dari tanah Mesir, mereka sampai di padang Gurun Sinai dan tempat inilah, Allah menetapkan perjanjianNya kepada mereka (Keluaran 19). Dasar perjanjian ialah bahwa Allah telah melepaskan mereka dari perbudakan serta memilih mereka menjadi umatnya (19:3-6). Perjanjian ini juga sebagai peneguhan janji Allah kepada kepada Abraham dan para leluhur mereka (2:24, 3:16). Adapun bentuk perjanjian itu adalah:  

Hukum Moral: hukum ini ditemukan pada kesepuluh hukum Taurat. Keempat firman pertama menyinggung masalah hubungan manusia dengan Allah, sedangkan keenam hukum berikutnya menyinggung masalah hubungan manusia dengan sesamanya. Maka kesepuluh Firman, sebagai dasar seluruh hukum Allah, menunjukkan perhatian Tuhan akan segenap hidup manusia. Dialah yang menciptakan, maka dialah yang semata-mata dapat menerangkan bagaimana seharusnya manusia hidup sesuai dengan tujuanNya. 

Hukum Sipil: hukum ini mencerminkan kepeduliaan sosial dimana orang israel akan hidup dengan kepedulian yang benar terhadap sesamanya (Kel 21:1-24). Seperti hak kepemilikan, penindasan kepada janda dan yatim piatu, peminjaman uang, mencelakakan orang, dll

Dari hukum-hukum diatas menyatakan bahwa ada tiga ciri khas yang membedakan bangsa Israel berbeda dengan bangsa yang lainnya:  

1.Diberikan oleh Allah yang Mahaadil, jadi tidak terpengaruh oleh prasangka manusia (Kel 13:18 ; Ul 4:13)

2.Menaruh nilai tinggi pada nyawa manusia, maka tidak di izinkan hukuman yang keterlaluan (21:24-25)

3.Hukum yang sama berlaku kepada semua orang tanpa memandang bulu. 

Hukum seremonial: adalah hukum yang  meliputi tabernakel, fungsi dari imam-imam dan korban-korban serta persembahan. Undang-undang ini berisi berbagai peraturan 

1.Tempat-tempat suci  yang terdiri dari tiga bagian yaitu 

• Pelataran 100 x 50 hasta dimana tempat orang-orang lewi bekerja. Didalam Pelataran terdapat mezbah korban bakaran dan bejana pembasuhan. 

• tempat yang kudus  48 papan disalut dengan emas, kakinya perak, luasnya 20 x 10 hasta dengan 4 helai tabir penudung. Didalam tempat yang kudus terdapat kandil emas, meja roti sajian, mesbah pembakaran ukupan

• tempat yang maha kudus  dipisahkan dengan tempat yang kudus berukuran 10 x 10 hasta. Terdapat tabut perjanjian (terdapat dua loh batu, buli-buli emas berisi manna dan tongkat Harun). 

2. Imam-imam. 

• Imam besar  Harun yang pekerjaannya adalah sebagai kepala pimpinan kebaktian dan masuk ke dalam tempat yang mahakudus pada hari raya pendamaian

• Imam-imam  keturunan Harun yang pekerjaannya adalah mempersembahkan korban dan berdoa. Tempatnya adalah ditempat yang kudus

• Orang Lewi  keturunan Lewi yang bukan keturunan Harun yang pekerjaannnya adalah diperuntukkan bagi suatu pelayanan guna membantu para imam, khususnya yg berhubungan dengan keterampilan tangan untuk mengangkut kemah suci (Bil 3:5).  Tempatnya adalah di pelataran.

3. Korban-korban 

• korban bakaran: yang berupa hewan yang tidak haram (korban keselatamatan, korban api-apian, korban penghapusan dosa, korban penebus salah)  korban bakaran seluruhnya dipersembahkan dengan membiarkannya sampai seluruhnya hangus terbakar oleh api. Mengungkapkan penghormatan dan ketaatan kepada Allah

• korban sajian (tepung, minyak, kemenyan).  tidak seluruhnya dibakar dan sebagainya dimakan oleh yang membawa korban. Mengungkapkan persekutuan denganNya melalui perjamuan bersama.

Hukum Seremonial ini adalah diberi agar menjadi tempat dimana Tuhan hadir ditengah-tengah umatNya (25:8), agar menyatakan kemuliaannNya (40:34-35), menjadi jalan bagi bangsa yang berdosa untuk menghadap Allah yang MahaKudus karena itu merupakan pusat ibadah pengorbanan (Im 17:11).  Bentuk kemah yang diatur dengan sedemikian rupa oleh Allah agar Allah yang Mahakudus masih terpisah dengan manusia yang berdosa. Jadi hanya para imamlah yang telah menyucikan dirinya dan yang telah ditetapkan oleh Allah Boleh masuk dengan mempersembahkan korban. Kemah suci   menggarisbawahi bahwa:

1. Orang Israel berpusat pada Allah yang telah memutuskan untuk mendiami umatNya (Kel 25:8-9 ; I Kor 3:16 ; Ef 2:21-22)

2. Allah harus disembah menurut kehendakNya sendiri (Mark 7:6-13)

3. Allah telah memilih dan menetapkan orang-ornag tertentu (Harundan keturunannya) untuk menjadi pengantara supaya manusia dapat memperoleh pengampunan dan penyucian dari dosa. sebagai imam besar, Harun melambangkan pelayanan Kristus (Ibr 9:11-15). 

B.Makna Teologis dari sejarah bangsa Israel Keluar dari Mesir

David mengemukakan suatu teologi pembebasan yaitu bahwa Allah membebaskan orang-orang tertindas dengan cara yang Dia tentukan, bukan suatu politik pembebasan ataupun perang pembebasan.  Yang menyebabkan pembebasan bangsa Israel bukan karena usaha mereka sendiri melainkan mujizat-mujizat yang dikerjakan Allah terutama pembunuhan anak-anak sulung Mesir (Kel 12) dan pembuatan jalan melalui laut Teberau.  

Selama 40 tahun bangsa Israel belajar mengenal Tuhannya.  Dan selama waktu itu Tuhan memelihara umatnya (Kel 19:4).  Allah menyelenggarakan keselamatan rohani mereka peneguhan perjanjian dan ujian-ujian.  Ia meyelenggarakan keperluan, makanan, minuman dan pakaian mereka tidaklah buruk ditubuh mereka dan kaki mereka tidaklah menjdai bengkak (Ul 8:4).  Selama itu juga Tuhan berungkali menguji mereka dan berulangkali pula mereka tidak tahan uji yaitu bersungut-sungut.  Tuhan menghukum mereka tetapi Tuhan juga mererima mereka kembali dalam kasih karunia.  Dan selama 40 tahun ini juga bangsa israel terbiasa berperang, dikuatkan dalam iman dan dikuatkan dalam menjadi umat Allah (Ul 8:14-18). Ulangan 8:2 Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.”

Pandangan dalam kitab PB. Ketika membawa Israel keluar dari Mesir sesuai janji-Nya kepada Abraham, Allah menganggap bangsa Israel sebagai putra-Nya, tepat seperti yang Ia firmankan kepada Firaun, ’Israel adalah anak sulung-Ku’. (Kel 4:22) 

Rasul Paulus menyebutkan Eksodus di antara hal-hal yang dia katakan telah dialami Israel sebagai contoh atau gambaran. (1Kor 10:1, 2, 11) Oleh karena itu, hal tersebut tampaknya melambangkan sesuatu yang lebih besar. Israel jasmani digunakan dalam Alkitab untuk melambangkan Israel rohani, Israel milik Allah. (Gal 6:15, 16).

BAB III KESIMPULAN

Bangsa Israel adalah bangsa yang dipilih Allah melalui perjanjiannya dengan Abraham, bahwa keturannya akan menjadi bangsa yang besar dan dihormati oleh bangsa-bangsa lain.  Selama bangsa Israel di tanah mesir banyak hal yang mereka alami, mereka dipaksa bekerkerja dan ditindas dan diperbudak di Mesir.  

Dalam tulisan ini penulis membuat suatu kesimpulan bahwa ketika Allah telah mimilih, memanggil dan menentukan, bahwa bangsa Israel adalah umat pilihan Allah Ia menyatakan KasihNya kepada bangsa Israel dan menganugerahkan pembebasan bagi mereka dan dalam hal ini Allah sebagai Tuhan atas israel tidak hanya membebaskan mereka dari perbudakan, malainkan Allah memiliki Tujuan supaya bangsa israel beribadah, menyembah kepada Allah dengan segenap hati.  Mentaati hukum Tuhan, dan berjalan sesuai dengan perintah-perintah Tuhan, juga umat yang dipilihNya taat kepada Allah sebagai sang pencipta itu.

Tuhan Yesus Memberkati..

#Tugasmahasiswa

DAFTAR PUSTAKA

Bakker, F.L 

2004 Sejarah Kerajaan Allah 1 Jakarta:BPK Gunung Mulia

Snock, I. 

2005 Sejarah Suci, Jakarta: Bpk Gunung Mulia

Gren, Denis 

2008 Pengenalan Perjanjian Lama Malang: Gandum Mas

Hinson, David F. 

2010 Sejarah Israel pada Zaman Alkitab Jakarta: Gunung Mulia

Enns, Paul 

2004 The Moody Handbook Of Theologogy, Malang: SAAT


0 Response to "SEJARAH BANGSA ISRAEL"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel