KISAH PELAYANAN DI MASA COVID 19
Foto 17 Mei 2020 |
Shalom,.Salam
Sejahtera
Melalui
artikel singkat ini saya mengajak saudara sekalian untuk membaca pengalaman
saya dalam pelayanan di masa pandemic covid19 ini.
Tepat
pada senin 2 Maret 2020, pemerintah pusat secara resmi mengumumkan bahwa di
Indonesia sudah terdapat dua orang yang positif korona. Dan pada waktu itu saya
posisinya tepat ada di ibu kota Jakarta, karena ada kelas saya di program
magister di STT Amanat Agung Jakarta. Dan memang sejak tanggal 2 itu kami dalam
kelas akhirnya mulai ada yang tidak mau bersalaman lagi. Apalagi saya pada
waktu itu juga baru tiba di Jakarta melewati bandara Soekarno Hatta. Dan sebagiannya
lagi masih seperti biasa tetap mau bersalaman. Selama kurang dua minggu di Jakarta
akhirnya saya pulang ke tempat pelayalan saya di Bangka Belitung daerah Bangka
Barat. Dan sejak saat itu berita tentang orang yang positif korona terus
menerus bertambah hingga tepat pada hari Minggu 17 Mei 2020 yang positif sudah
mencapai 17 ribu orang. Seterusnya jumlah yang positif korona masih akan bertambah lagi.
Pada waktu berita covid ini sudah menyebar
kemana-kemana, akhirnya pemerintah mengambil kebijakan agar seluruh masyarakat
tidak melakukan ibadah konfensional tetapi ibadah di keluarga masing-masing,
dan selalu menjaga imunitas tubuh, selalu mencuci tangan, menggunakan
masker,dan menjaga jarak. Dan tidak hanya itu ada banyak juga kegiatan-kegiatan
seperti sekolah dari SD, SMP, SMA dan sampai perguruan tinggi dan instansi yang
lainya. Sejak itulah saya sebagai hamba Tuhan juga yang melayani di salah satu
gereja Injili, akhirnya mau tidak mau ibadah di Gereja akhirnya kita tiadakan. Dan
ini berkalu untuk seluruh gerej-gereja yang ada di Indonesia, demikian juga
halnya dengan masjid. Dengan keadaan ini setiap gereja akhrinya harus memutar
otak untuk mengatasi agar setiap pelayanan tetap berjalan dengan baik. Akhirnya
banyak gereja-gereja di kota memilih melakukan ibadah online dengan live
streaming baik melaui youtube, Facebook, dan Instgaram, ada juga yang live recording.
Tetapi saya justru tidak memilih dari semua itu, karena banyak pertibangan yang
lain, pertimbangannya karena kondisi kami yang ada di daerah, karena fasilitas,
dan keadaan jemaat yang tidak semua dapat mengikuti ibadah online. Akhirnya dengan
pertimbangan yang sangat berat ibadah dilaksanakan diruma masing-masing dengan
tata ibadah yang disediakan, ada hard copy dan juga pdf. Kemudian karena jumlah
jemaat tidak terlalu banyak dan disetiap wilayah ada keluarga-keluarga yang
berdekatan akhirnya kita bicarakan ulang dan keputusannya kita gabungkan
bersama karena jumlahnya juga tidak terlalu banyak. Tetapi itu hanya berjalan
satu kali. Karena ada beberapa jemaat berharap kalau bisa kami minta supaya pak
pendeta yang melayani kami. Akhirnya kami memikirkan kembali dari setiap
wilayah itu bagaimana baiknya. Dan hasilnya adalah saya yang harus ambil alih
untuk pelayanan khotbah di jemaat dengan wilayah masing-masing. Sejak itulah
sampai sekarang disetiap minggu kalau dulu saya hanya khotbah Minggu paling
banyak dua kali, sekarang harus khotbah empat kali. Jam 7 pagi saya sudah berangkat
dari rumah untuk ibadah jam 8 di wilayah satu, sesudah itu lanjut lagi ke
wilayah dua pada pukul 10 pagi dan ada istrahat siang 3 jam dan kemudian lanjut
lagi pelayanan dari jam 4 sore sampai jam 6 sore kemudian lanjut lagi jam 18.30
sampai jam 20.00 wib. Dan sejak waktu pelayanan ini, setiap Minggu saya sampai
rumah selalu pukul 9 malam kadang-kadang juga lewat. Sangat melahkan tentunya,
tetapi saya sangat menikmati pelayanan ini. Dan saya juga sangat bersyukur, Tuhan
Yesus begitu baik. Ia selalu memberikan kekuatan dan kesehatan sampai hari ini.
Saudara, seperti background di atas,
itu adalah foto ketika saya pulang pelayanan tepat pada hari Minggu 17 Mei 2020
pukul 21.15 Wib pulang pelayanan dari wilayah empat. Pada waktu posisi saya masih
dalam perjalanan pulang dan motor yang menjadi andalan yang menemani saya dalam
pelayan akhir K.O..hehe, rantainya lepas, dan tepatnya ditenga-tengah sawit. Dan
di dukung lagi oleh gelapnya malam pada waktu itu. Tidak ada orang satupun
disitu kecuali saya, motor dan tas saja. Disitu saya berhenti karena tidak bisa
berjalan lagi. Saudara, ketika saya turun saya ingat bahwa seharian saya
khotbah tentang Penderitaan: meninjau
apa sesungguhnya maksud Allah di di balik penderitaan? dan saya angguk-anggukan
kepala saya dan berkata ini juga juga adalah bagian dari penderitaan, sambal tertawa
sendiri. Dan akhirnya saya mencoba meminta bantuan kepada seorang jemaat/
pemuda, kebetulan dia juga orangnya baik. Dan singkat cerita dia datang tanpa
menggunakan jaket. Mungkin karena buru-buru takut kalau pendetanya ada apa-apa.
Dan saya sangat beryukur atas kesediannya. (nama inisial H). Tuhan kiranya
memberkati dia.
Saudara,
sampai hari ini kita tidak tahu sampai kapan badai ini berlalu, tetapi yang
jelas adalah segala sesuatu ada waktunya dan akan indah pada waktunya nanti kita
akan melewati covid19 ini. Tetalah waspada, berusaha menjaga kesehatan. Dan jangan
lupa, jangan sampai kita tidak berdoa dan bersekutu kepada Tuhan. Tuhan Yesus Memberkati.
0 Response to "KISAH PELAYANAN DI MASA COVID 19"
Post a Comment