MEMBANGUN RUMAH TUHAN

HAGAI 1:1-14

#Renungan Pagi

#Seri Kitab HAGAI

Apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah ini tetap menjadi reruntuhan? Oleh sebab itu, beginilah firman TUHAN semesta alam: Perhatikanlah keadaanmu. Hagai 1:4-5

Kita harus jujur bahwa setiap pribadi, kita selalu berdoa, berusaha melakukan segala pekerjaan untuk kebaikan dan masa depan kita. Semua orang menginginkan apa yang dia kerjakan mendatangkan berkat, berkat dan berkat. Tidak sedikit orang Kristen berdoa agar Tuhan melimpahkan berkatNya setiap hari. Entahkah itu kesehatan, keluarga, anak-anak dan masa depannya, ekonomi dan berbagai hal-hal materi yang lain. Semua orang menginginkan agar lumbung-lumbungnya menjadi penuh. Apakah itu salah? Belum tentu, jika seseorang berusaha melakukan segala sesuatu dan tidak mengabaikan yang utama maka hal itu menjadi wajar. Tetapi jika berusaha mengejar untuk memenuhi lumbung-lumbung sendiri dan mengabaikan yang utama itulah yang tidak diperkenan oleh Tuhan. Jika demikian apakah yang utama itu?

Mari kita belajar dari kisah bangsa Israel. Nabi Hagai menegur dan memperingatkan mereka karena mereka mengabaikan Tuhan dan tidak perduli terhadap rumah Tuhan. Mereka lebih mementingkan diri, keluarga, pekerjaan daripada Tuhan dan rumah Tuhan. Hal itu telihat jelas ketika mereka membangun rumah-rumah mereka dengan sangat megah tetapi mereka melupakan Tuhan dan tidak membangun rumah Tuhan. Rumah Tuhan tetap menjadi reruntuhan dan sedikitpun mereka tidak terpikir untuk membangunnya bersama. 

Itulah sebabnya Tuhan menegur mereka melalui nabi Hagai. Dalam ayat 4 mengatakan apakah sudah tiba waktunya bagi kamu untuk mendiami rumah-rumahmu yang dipapani dengan baik, sedang Rumah (Rumah Tuhan) ini tetap menjadi reruntuhan? Lalu dilanjutkan dengan oleh sebab itu perhatikanlah “keadaamu”. Perikop ini memperlihatkan bahwa bangsa Israel diperingatkan oleh Tuhan karena mereka tidak perduli terhadap rumah Tuhan. Mereka lupa bahwa yang memberkati segala hal yang mereka usahakan adalah Tuhan. 

Karena itulah dalam ayat 6-11 Tuhan menghukum mereka, sekalipun mereka menabur banyak tetapi membawa hasil sedikit, kamu makan tidak sampai kenyang, minum tidak sampai puas, berpakaian tetapi tidak dapat menghangatkan badan, bekerja dan hasilnya diisi pada pundi-pundi yang berlubang. Mereka mengharapkan banyak tetapi hasilnya sedikit. Langit menahan embunnya dan bumi menahan hasilnya. Tuhan katakan dan Aku akan memanggil kekeringan sehingga segala mahluk tidak melihat hasil usahanya. Sekali lagi mengapa ini bisa terjadi? Karena mereka mengabaikan Tuhan dan tidak membangun rumah Tuhan. Mereka membiarkannya sehingga menjadi reruntuhan saja. Sedangkan rumah mereka sendiri dibangun dengan sangat indah. 

Bagaimana dengan kita, apakah kitapun sama dengan bangsa Israel? Kita hanya fokus pada diri, kenyamanan sendiri, keluarga, anak-anak, rumah dan pekerjaan kita, sedangkan untuk Tuhan kita abaikan atau kita hitung-hitungan. Mari kita introspeksi diri kita.

Terakhir, kita dapat melihat bahwa ketika bangsa Israel yang diperingatkan mendengar dan melakukan apa yang Tuhan perintahkan. Maka kalimat yang sangat meneduhkan dari Tuhan bahwa Aku akan menyertai engkau (ayat 12-13). Israel sadar dan mereka akhirnya membangun rumah Tuhan. Puji Tuhan.

Doa

Tuhan ampuni aku jika selama ini aku selalu mengabaikan Tuhan, mengabaikan pekerjaan Tuhan dan masih belum sepenuhnya memberi untuk Tuhan dan mampukan aku agar bisa memprioritaskan Tuhan sepanjang hidupku. Amin (ES)

Tuhan Yesus Memberkati

0 Response to " MEMBANGUN RUMAH TUHAN"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel